"Silahkan bagi petani yang ingin membuka lahan, melapor ke Babinsa yang ada di masing-masing kecamatan, kita akan membantu dengan gratis tanpa dipungut biaya," kata Yanuar di Banjarmasin Selasa.
Namun, kata dia, bantuan tersebut hanya akan diberikan kepada warga kurang mampu, baik secara fisik maupun finansial sehingga para petani tersebut terpaksa membakar lahan untuk menghemat biaya.
"Kalau petani yang fisiknya masih kuat dan memiliki kemampuan finansial lebih, kita akan memantau, jangan sampai mereka membuka sawah dengan membakar lahan karena sanksi hukumnya cukup tegas," katanya.
Sebelumnya, Yanuar mengadakan jumpa pers pada Senin (29/8 ) terkait dikeluarkannya SK Gubernur tentang Tim Koordinasi Posko Kamando Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan.
Pembentukan Posko yang dikomandani Komandan Korem 101/Antasari tersebut, menindaklanjuti penetapan pemerintah bahwa Kalsel dalam kondisi siaga darurat kebakaran lahan dan hutan mulai 15 Agustus hingga 15 November 2016.
"Penetapan Kalsel siaga darurat kebakaran hutan dan lahan, setelah Kabupaten Tapin dan Tabalong menyatakan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Beberapa langkah yang akan diambil menindaklanjuti penetapan tersebut, tambah dia, akan segera disosialisasikan dalam pertemuan yang akan dilaksanakan lebih lanjut.
Saat ini, tambah dia, berbagai persiapan, yang dilakukan antara lain membentuk sektor pemadaman kebakaran dan lahan, yaitu sektor satu meliputi wilayah Barito Kuala hingga Kabupaten Kotabaru dan sektor dua, meliputi Kabupaten Tapin hingga Kabupaten Tabalong.
Masing-masing sektor, tambah dia, akan disiapkan sekitar seribu orang anggota tim gabungan, mulai dari TNI, Polri, Manggala Agni dan lainnya, yang masuk dalam anggota tim terpadu.
"Jumlah itu untuk provinsi, sedangkan kabupaten masing-masing juga menyiapkan dan membangun Posko," katanya.
Salah satu wilayah yang akan menjadi perhatian oleh tim adalah wilayah di sekitar Bandara Syamsudin Noor. Beberapa tahun terakhir, kebakaran lahan di sekitar wilayah tersebut, selalu mengganggu penerbangan dan perekonomian di daerah ini.
Menurut Yanuar, pihaknya akan memaksimalkan pemadaman dengan melalui jalur darat, selama lokasi yang terbakar bisa dijangkau oleh mobil dan peralatan darat lainnya.
Kecuali tambah dia, wilayah kebakaran lahan jauh dan tidak memungkinkan untuk dijangkau dengan jalur darat, baru memanfaatkan "water boombing".
"`Water boombing` sebenarnya kurang efektif karena air yang bisa digunakan untuk memadamkan hanya 1/3 dari yang dibawa, sisanya banyak menguap. Selain itu, biayanya juga cukup tinggi," katanya.