Teater Mamanda yang merupakan teater tradisi masyarakat Banjar itu melibatkan kolaborasi pemain dari berbagai komunitas teater mahasiswa nusantara di gedung Balairung Sari Taman Budaya Banjarmasin, Selasa malam.
Judul teater Mamanda yang dipentaskan "Sarawin dan Raja Tuli" dari karya yang ditulis maestro Alm Bakhtiar Sandarta.
Menurut salah seorang pengarah lakonnya YS Agus Suseno, ada puluhan mahasiswa dari berbagai provinsi yang menjadi pemain lakon dalam cerita tentang kerajaan masa lalu ini, di mana teater ini menggambarkan tentang sang raja "tuli" akan keluhan rakyatnya.
"Ya, terpaksa bahasa yang kita gunakan bahasa Indonesia, karena pemainnya mahasiswa senusantara, tapi memang ada juga kita susupi bahasa Banjar biar agak ramai," ujarnya.
Dia mengungkapkan, meski bahasa dalam pementasan ini diubah, namun intonasi dan langgamnya masih tetap bakunya, di mana ciri khas teater Mamanda tidak hilang.
"Persiapannya terbilang singkat, cuma seminggu, tapi masalah pengarahan lakon memang tidak menuai kendala berarti, sebab mereka sudah lama diteater," paparnya.
Menurut Ketua Panitia Pelaksana Temu Teater Mahasiswa XIV di Kalsel Wahyu Indra Wardana, selain pentas teater Mamanda, kegiatan ini juga diramaikan dengan pentas tari Bagandut, tari khas daerah banjar semacam tari ronggeng.
"Kita bersyukur, kegiatan kita yang dilaksanakan sepuluh hari ini berjalan lancar, semua kegiatan hampir dapat dilaksanakan," tuturnya.
Menurut dia, ada sekitar 50 komunitas teater mahasiswa dari 15 provinsi yang hadir pada kegiatan Temu Teater Mahasiswa Nusantara (Temu Teman) XIV ini, hingga pesertanya ratusan bahkan teman-teman dari komunitas teater Provinsi Papua juga hadir.
Berbagai kegiatan digelar selama sepuluh hari itu, diantaranya seminar atau workshop teater baik tradisi maupun modern, ada pementasan teater dari berbagai komunitas teater nusantara, gelar kesenian tari dan musik, semuanya terpusat di Taman Budaya.
"Direncanakan, Temu Teman selanjutnya atau yang ke-15 akan digelar di Madura, Jawa Timur," paparnya.