"Meriam kuno tersebut ditemukan secara tak sengaja oleh pekerja proyek, tatkala menggali tanah," kata Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina yang berada di lokasi tersebut, Selasa.
Pengangkatan benda bersejarah tersebut cukup menyulitkan karena terpendam cukup dalam persis di bawah Jalan beraspal Jalan Sudirman yang sekarang lagi ditinggikan badan jalannya.
Agar pekerja bisa mengangkat senjata yang diperkirakan digunakan zaman penjajahan itu, Pemkot mengarahkan sebuah mobil alat berat untuk menggalinya, kemudian mengangkat meriam dengan mengikatkan tali yang terbuat dari besi, meriam diangkat kepermukaan.
Oleh petugas benda tersebut tadinya akan dibawa ke balaikota menggunakan sebuah mobil pick up, tetapi benda itu terlalu berat hingga mobil terlihat tak mampu mengangkutnya, akhirnya dipindah ke mobil truk besar.
Wali Kota Banjarmasin menyatakan benda tersebut rencananya akan dibersihkan lalu dipelihara, sebagai benda bersejarah yang akan ditempatkan di lokasi objek wisata Siring.
Ia merasa yakin jika meriam yang panjang 290 cintemeter yang ditaksir berat sekitar satu ton itu, akan menjadi koleksi kepariwisataan dan menambah semaraknya objek wisata siring.
Oleh karena itu, ia meminta kepada pemerintah provinsi agar merelakan saja benda itu dipelihara Pemkot dan akan dipajang di objek wisata Siring Tendean atau di Siring Balaikota.
Bila meriam kuno itu dipajang di objek wisata maka bisa jadi ikon wisata di objek wisata tersebut, tuturnya.
Tetapi berdasarkan keterangan lain menyebutkan bahwa benda tersebut dinilai sebagai benda bernilai sejarah yang harus diselamatkan, karena itu harus disimpan ke dalam Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru.