Amuntai, (Antaranews.Kalsel) -Usaha mengembangkan produksi telor itik organik di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan mengalami kegagalan akibat musim kemarau di 2015.
Kepala seksi Usaha Ternak Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Syarifuddin Hasby di Amuntai, Rabu mengatakan, akibat kemarau dan kebaran lahan mengakibatkan bahan pakan alami ternak itik alabio menjadi berkurang.
"Akibatnya bahan pakan itik beralih ke pakan sudah jadi, itu pun harganya mahal saat itu sehingga banyak petani yang menggeluti usaha telor itik organik mengalami kegagalan," ujar Hasby.
Hasby mengatakan, pemerintah menyayangkan kegagalan pengembangan usaha produksi telor itik organik di Desa Putat Atas Kecamatan Sungai Pandan, Alabio ini pasalnya kelompok peternak sudah mendapatkan sertifikat dan pernah mendapat pesanan besar dari penguasaha Singapore.
"Namun karena petani sudah beralih kepakan ternak buatan mengakibatkan tidak organik lagi sehingga status sertifikasi dicabut saat evaluasi penilaian kemaren," katanya.
Hasby menuturkan, produksi telor itik alabio organik dari HSU ini bahkan sempat dipesan pengusaha Singapore ketika mengikuti pameran di Jakarta.
Namun, katanya, petani tidak mampu memenuhi pesanan yang begitu besar dari penguasa Singapore, demikian juga pesanan lain dari Surabaya dan kota lainnya di tanah air.
Untuk kembali mengembangkan usaha produksi telor itik organik, Dinas Perikanan dan Peternakan HSU akan membina kelompok baru di Kecamatan Haur Gading.
"Kita coba lagi mengembangkan produksi telor itik Alabio organik, semoga tidak terjadi lagi situasi kemarau panjang dan kebakaran lahan sebagaimana di 2015 dimana bahan pakan ternak itik yang alami jadi susah diperoleh,"pungkasnya.