Martapura (ANTARA) - Pemerintah Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan membangun komitmen dengan berbagai pihak untuk mempercepat penurunan kasus gangguan pertumbuhan akibat gagal gizi atau stunting melalui program "Rembuk Bersama".
Wakil Wali Kota Banjarbaru Wartono di Banjarbaru, Rabu mengatakan Rembuk Bersama sebagai upaya mengintervensi penurunan stunting untuk mempercepat penurunan jumlah stunting.
"Rembuk stunting diperlukan untuk membangun komitmen bersama dalam percepatan penurunan angka stunting sehingga arah kebijakan dan kegiatan yang dilaksanakan bisa lebih maksimal," ujarnya.
Menurut Wartono, rembuk stunting dilakukan untuk menyampaikan hasil analisis situasi, pemetaan rencana program dan kegiatan intervensi percepatan penurunan stunting yang telah dilaksanakan.
Wartono menuturkan Pemkot dan Forkopimda sudah mendeklarasikan komitmen dan menyepakati rencana program serta kegiatan intervensi percepatan penurunan stunting secara terintegrasi.
"Tujuan utama rembuk stunting, yakni meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sejahtera dan berakhlak mulia, serta meningkatkan indeks pembangunan manusia di Kota Banjarbaru," ucapnya.
"Penurunan prevalensi stunting salah satu indikator kinerja utama pemkot mendukung misi pertama, yakni meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera dan berakhlak mulia," tutur Wartono.
Dikatakan Wartono, rembuk stunting dilakukan setelah pemerintah kabupaten/kota memperoleh hasil analisis situasi dan memiliki pemetaan program percepatan penurunan stunting yang terintegrasi.
"Pemkot melalui gerakan Basingsing (Banjarbaru Singkirkan Stunting) menjadi prioritas dalam percepatan penurunan stunting termasuk pada kegiatan RT Mandiri dan Urban Farming," ucapnya.
Ditambahkan, Pemkot Banjarbaru terus membangun komitmen dan bekerja sama melalui rencana program, kegiatan dan sub kegiatan intervensi percepatan penurunan stunting holistik, tematik, spasial dan terintegrasi.