Kepala Subseksi Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Banjarbaru Ady Tri Marwoko melalui keterangan tertulis di Banjarbaru, Jumat mengatakan pelatihan hidroponik bagi WBP itu berlangsung selama 6 hari.
"Warga binaan pemasyarakatan yang mengikuti pelatihan sebanyak 10 orang dan mereka dilatih tata cara menanam melalui media hidroponik selama enam hari di Aula Lapas Banjarbaru sejak, Kamis," ujarnya.
Menurut Ady, pelatihan hidroponik merupakan program pembinaan kemandirian dengan tujuan agar warga binaan memiliki keahlian yang berguna bagi dirinya dan menjadi bekal setelah selesai masa pidana.
Diharapkan, selepas menjalani masa hukuman kemudian kembali ke masyarakat, mantan warga binaan memiliki keahlian yang bisa menjadi sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kepala Seksi Pengembangan SDM Penyuluhan dan Petani DKP3 Kota Banjarbaru Risnawati mengatakan, pelatihan guna menambah wawasan dan juga meningkatkan keterampilan warga binaan menghadapi teknologi pertanian yang semakin maju.
"Saat ini, teknologi pertanian sistem hidroponik jadi salah satu alternatif l di lahan terbatas dan dapat menjadi sumber penghasilan yang memadai karena prospek cukup bagus dan nilai jualnya tinggi," ungkapnya.
Diharapkan pula, pelatihan selama enam hari itu membuat peserta lebih terampil sehingga jika bebas nanti dapat memulai usaha secara mandiri dengan budidaya hidroponik yang hasilnya cukup bagus.
Pelatihan Hidroponik bagi warga binaan dibuka Kepala Lapas melalui Kepala Subbag TU Tamberin yang berpesan peserta memanfaatkan pelatihan sebagai wadah belajar dan mengembangkan kemampuan.
"Ikuti pelatihan sungguh-sungguh sehingga mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan saat keluar nanti memiliki bekal keterampilan yang dapat dijadikan usaha mandiri untuk menghidupi keluarga," ujarnya.
Materi pelatihan tidak hanya sebatas sistem pertanian hidroponik tetapi peserta diajak ke lahan budidaya hidroponik milik Lapas Banjarbaru sekaligus praktek pembuatan instrumen hidroponik dan praktek budidaya pertanian hidroponik.