Banjarbaru (ANTARA) - Indeks ketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang terdiri dari 13 kabupaten dan kota menduduki peringkat keempat secara nasional yakni sebesar 81,05 persen setelah Provinsi Bali, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.
Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa mengatakan, meskipun indeks ketahanan pangan di Kalsel cukup bagus tetapi masih ada satu wilayah yang masih mengalami status rawan pangan, yakni Kecamatan Pulausembilan, Kabupaten Kotabaru.
Baca juga: Pemprov Kalsel lanjutkan uji coba teknologi padi apung di kabupaten/kota
“Pemerintah pusat siap membantu pemerintah daerah untuk melancarkan distribusi pangan hingga ke pelosok,” ujar Astawa saat memberikan sambutan pada acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kalimantan di Banjarbaru, Senin.
Dia menuturkan kecamatan tersebut cukup jauh dari pusat pemerintahan daerah setempat yang terletak di sebuah pulau di tengah lautan.
Astawa mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) siap memfasilitasi daerah yang sulit dijangkau yakni melalui tol darat, laut dan udara.
Ia mengungkapkan cadangan pangan di Kalsel masih ada sekitar 27 ribu ton sehingga dapat dikategorikan sebagai daerah surplus cadangan pangan.
Lebih lanjut, beberapa cadangan pangan Kalsel yang masih surplus diantaranya beras masih ada cadangan sekitar 572,12 ton.
Sementara itu, distribusi bantuan beras untuk wilayah Kalsel periode tri wulan pada Maret hingga Mei 2023 telah terealisasi 100 persen kepada 1.992.760 keluarga penerima manfaat (KPM). Bantuan beras tersebut sebanyak 10 kilogram per KMP dan diterima tiap bulannya.
Baca juga: Diancam El Nino, BWS perkuat ketahanan air Bendungan Tapin untuk pangan
Astawa menyebutkan pula beberapa cadangan pangan yang masih surplus di Kalsel yakni telur ayam negeri, daging ayam, dan lainnya.
Dia berharap pemerintah setempat dapat mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan pangan dalam rangka menjaga ketahanan pangan daerah maupun nasional.
Menurutnya, menyediakan cadangan pangan merupakan tugas bersama pemerintah pusat dan daerah, salah satu fungsinya yakni untuk distribusi bantuan pangan dalam keadaan darurat seperti bencana alam dan memerangi kemiskinan.
Astaga memberikan tiga langkah sederhana untuk menjaga ketahanan pangan yakni ketersediaan pangan dan stabilisasi harga, penganekaragaman pangan dan konsumsi yaitu jangan hanya bergantung beras tetapi mencari alternatif sumber karbohidrat.
Kemudian yang lebih utama, ia mengatakan stop kebiasaan boros pangan seperti mengkonsumsi secara berlebihan, membuang makanan, dan lainnya.
“Indonesia merupakan negara ketiga di dunia boros pangan, kita harus bisa memulai untuk stop boros pangan,” ujar Astawa.
Baca juga: Hampir 200 ribu keluarga di Kalsel dapat penyaluran beras dari pemerintah pusat