Mekkah (ANTARA) - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyediakan layanan tanazul atau membantu kepulangan peserta haji sakit bukan bersama dengan kelompok terbangnya, baik yang sebelumnya dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) maupun kloter.
Kepala KKHI Makkah dr. Edi Supriyatna, di Mekkah, Arab Saudi, Rabu, menjelaskan bagi peserta haji yang tidak dapat dibawa dengan bus bersama kloternya, akan dilakukan evakuasi menggunakan ambulans dari Mekkah ke Bandara Jeddah agar yang bersangkutan bisa kembali ke Tanah Air bersama kloternya.
Selain itu, lanjut Edi, KKHI Mekkah juga memberikan pelayanan tanazul atau pemulangan peserta haji melalui kloter yang berbeda dengan kloter keberangkatan karena alasan sakit dan memenuhi kriteria laik terbang.
"Peserta haji sakit dapat dilaksanakan tanazul lebih awal atau kepulangannya tidak bersama kloternya sesuai kondisinya, dan yang masuk prioritas untuk layanan evakuasi dan tanazul adalah peserta haji sakit yang sesuai dengan kriteria yang ada," katanya.
Baca juga: Satu peserta yang sebelumnya dirawat ikut dipulangkan bersama kloter
Edi menyebutkan kriteria tanazul antara lain peserta memiliki kesadaran baik, hemodinamik stabil (Mean Arterial Pressure >65 mmHg), saturasi oksigen >92 persen;
Kemudian saat dilakukan tanazul tidak memperberat kondisi fisik, tidak menimbulkan kecacatan, tidak mengancam keselamatan jamaah haji sakit; tidak mengidap penyakit menular atau infeksius; serta tidak dalam krisis hipertensi.
Edi menjelaskan bahwa pihaknya telah membentuk tim evakuasi tanazul yang bertugas untuk mengidentifikasi jamaah haji yang sakit untuk diusulkan dalam program tanazul, kemudian koordinasi dan penjadwalan evakuasi maupun tanazul.
“KKHI Mekkah telah membentuk tim evakuasi tanazul yang tugasnya untuk melakukan identifikasi jamaah haji yang sakit untuk diusulkan dalam program tanazul, kemudian koordinasi dan penjadwalan evakuasi maupun tanazul untuk jamaah haji sakit tersebut," katanya.
Baca juga: PPIH berbagi tips turunkan demam ke jamaah
Mendekati masa jadwal kepulangan kloternya, jamaah haji sakit yang dirawat di KKHI Mekkah, RSAS, dan kloter akan diseleksi terlebih dulu oleh dokter spesialis atau dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) terkait penyakitnya.
Seleksi tersebut untuk menilai apakah jamaah haji tersebut laik ikut tanazul atau bisa pulang bersama kloternya (evakuasi).
“Jamaah haji sakit yang dirawat di KKHI Mekkah yang jadwal kepulangan telah diketahui akan dinilai kondisinya oleh DPJP yang menangani. Jamaah haji ini akan dilihat kondisinya apakah bisa ikut pulang bersama kloter atau tanazul bersama kloter lain,” katanya.
Lebih lanjut Edi menjelaskan bahwa setelah mendapatkan rekomendasi dari DPJP, tim evakuasi tanazul KKHI Mekkah akan menghubungi kloter asal jamaah haji supaya melengkapi dokumen tanazul seperti rekam medis, surat pernyataan, dan rekam jejak ibadah haji.
Baca juga: PPIH ingatkan aturan berat koper jelang kepulangan 4 Juli
Edi menyampaikan bahwa dokumen tersebut penting karena menunjukkan jamaah haji sakit siap untuk dilakukan tanazul dan dititipkan bersama kloter lain.
Dokumen tersebut perlu diketahui oleh ketua kloter dan beberapa saksi lainnya, dan setelah dokumen tersebut ada, proses akan dilanjutkan oleh bagian layanan kepulangan.
"Jamaah haji sakit yang dilakukan evakuasi maupun tanazul, akan mendapatkan perawatan dan stabilisasi sebelum diberangkatkan di pos kesehatan bandara Jeddah," katanya.
Pewarta: Nur Istibsaroh
Editor: Bambang Sutopo Hadi