Banjarbaru (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat inflasi di Provinsi Kalimantan Selatan bulan Juni tahun 2023 mencapai 4,30 persen dengan indeks harga konsumen gabungan pada tiga kota menunjukan kenaikan.
"Inflasi year on year (yoy) bulan Juni 4,30 persen pada gabungan tiga kota IHK di Kalsel dengan IHK sebesar 118,94," ujar Kepala BPS Kalsel Martin Wibisono melalui berita resmi statistik di Banjarbaru, Selasa.
Baca juga: Bupati Banjar canangkan gerakan menanam cabai kendalikan inflasi
Disebutkan Martin, tiga kota IHK yakni Kota Banjarmasin inflasi 4,38 persen dengan IHK 118,79, Tanjung inflasi 2,38 persen dengan IHK 116,54 dan Kotabaru inflasi 5,04 persen dengan IHK 122,24 persen.
Martin menuturkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan sepuluh indeks kelompok pengeluaran secara tahun ke tahun, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,50 persen.
Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,04 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya 3,34 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan rutin rumah tangga sebesar 3,76 persen.
Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 1,50 persen, kelompok transportasi sebesar 10,07 persen, kelompok rekreasi olahraga dan budaya 4,41 persen, kelompok pendidikan sebesar 6,02 persen.
Selanjutnya, kelompok penyediaan makanan dan restoran mengalami kenaikan sebesar 0,83 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan kenaikan sebesar 7,55 persen.
"Penyumbang andil inflasi terbesar antara lain, angkutan udara, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan kembung, bayam, ikan tongkol, ikan saluang, cumi-cumi asin dan biskuit," ucapnya.
Sedangkan yang menahan laju inflasi bulanan antara lain, ikan gabus, beras, bensin, pepaya, ikan nila, ikan selangat, cumi-cumi, bawang merah, kacang panjang dan ikan sepat siam.
Perbandingan Inflasi antarkota di Kalimantan dari 90 kota inflasi di Indonesia, tercatat sebanyak 78 kota yang mengalami inflasi month to month, sedangkan 12 kota lainnya mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,36 persen dan inflasi terendah terjadi di Metro, DKI Jakarta, Kudus dan Ternate sebesar 0,01 persen dan deflasi terdalam terjadi di Sumenep sebesar 0,42 persen.
Sementara itu, deflasi terendah terjadi di Kota Mataram sebesar 0,02 persen, sedangkan inflasi yoy tertinggi terjadi di Ambon sebesar 6,10 persen, dan terendah di Gunung Sitoli sebesar 1,01 persen.
Di wilayah Pulau Kalimantan secara month to month, sepuluh kota inflasi dan dua kota mengalami deflasi dengan inflasi tertinggi di Tarakan sebesar 0,46 persen dan terendah terjadi di Tanjung Selor 0,03 persen.