Banjarbaru (ANTARA) - Tingkat inflasi year on year (tahunan) di Kalimantan Selatan bulan Februari 2023 mencapai 6,73 persen dengan gabungan tiga kota Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi yang berbeda persentasinya.
Fungsional Statistisi Ahli Madya BPS Kalsel Fachri Ubadiyah melalui berita resmi statistik BPS Kalsel dihimpun di Banjarbaru, Rabu, mengatakan, tiga kota IHK Kalsel mengalami inflasi yang bervariasi.
"Inflasi yoy Banjarmasin sebesar 6,78 persen dengan IHK 117,47, Kota Tanjung mengalami inflasi 4,74 persen dengan IHK 115,33 dan Kabupaten Kotabaru inflasi yoy 7,88 persen dengan IHK 120,04," ujarnya.
Ia menyebutkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan sepuluh indeks kelompok pengeluaran secara signifikan yakni kelompok makanan,minuman dan tembakau sebesar 9,35 persen.
Kelompok pakaian dan alas kaki 6,42 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya 3,55 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 5,55 persen.
Selanjutnya, kelompok kesehatan sebesar 2,16 persen, kelompok transportasi sebesar 14,57 persen, kelompok rekreasi olahraga dan budaya 9,71 persen, dan kelompok pendidikan sebesar 6,17 persen
Dua kelompok lainnya yang juga mengalami kenaikan yakni kelompok penyediaan makanan dan restoran sebesar 0,93 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 9,13 persen.
"Komoditas penyumbang andil inflasi tahunan pada Februari 2023, antara lain beras, bensin, angkutan udara, rokok kretek filter, dan bahan bakar rumah tangga," ungkap salah satu pejabat BPS Kalsel itu.
Sementara, inflasi bulanan pada Februari terjadi inflasi gabungan 0,19 persen, dengan andil inflasi terbesar rokok kretek filter, cumi-cumi asin, minyak goreng, pembalut wanita, mobil, rokok kretek, tarif dokter spesialis, beras, pepaya dan angkutan udara.
Sedangkan yang menahan laju inflasi bulanan antara lain bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras, cumi-cumi, minuman ringan, ikan gabus, cabai rawit, emas perhiasan, ikan selangat.
Diketahui pula, dari 90 Kota inflasi di Indonesia, tercatat 63 kota inflasi month to month, sedangkan 27 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ternate 1,85 persen dan inflasi terendah terjadi di Lubuklinggau, Bengkulu, Madiun dan Denpasar sebesar 0,04 persen.
Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Gunungsitoli 0,98 persen dan deflasi terendah terjadi di Sumenep 0,02 persen. Inflasi yoy tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 7,88 persen, dan terendah di Waingapu sebesar 3,57 persen.
Di Pulau Kalimantan secara month to month, sembilan kota mengalami inflasi dan tiga kota mengalami deflasi. Inflasi mtm tertinggi terjadi di Balikpapan 0,31 persen dan terendah di Pontianak 0,05 persen.