Banjarmasin (ANTARA) - Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) H Karlie Hanafi Kalianda menginginkan penerapan dan pemahaman Pancasila jangan sampai memudar.
"Indikator memudarnya penerapan dan pemahaman Pancasila bagi bangsa Indonesia masa kini terlihat dari berbagai konflik berbasis intoleransi," ujar Karlie melalui telepon seluler Senin malam sesudah melakukan sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila.
Menurut dia, intoleransi tersebut, baik intoleransi agama atau budaya yang semakin kerap bermunculan di daerah seluruh Indonesia, untuk mencegah semua itu antara lain dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara baik dan benar.
Sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila oleh Karlie yang juga dosen perguruan tinggi swasta di Banjarmasin bergelar sarjana, magister dan doktor ilmu hukum tersebut pada kesempatan kali ini di Desa Ulu Benteng Kecamatan Marabahan Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Sedangkan upaya-upaya pengenalan dan pembinaan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila antara lain dengan menggelar sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila, 17 April 2023, lanjutnya di hadapan tidak kurang dari 125 orang.
Pada kesempatan itu Karlie juga menyinggung tentang gerakan-gerakan radikal, ekstrem dan terorisme yang bisa terjadi di Indonesia karena beberapa faktor yaitu mentalitas yang tidak stabil sehingga ingin mencari hal baru.
Selain itu, ketimpangan ekonomi yang kian hari kian melebar, persoalan budaya yang mungkin perlu perombakan secara radikal , serta wawasan keilmuan keagamaan yang kurang.
“Keadaan semua itu anya dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman atau pandangan hidup bisa menangkal , gerakan-gerakan radikal, ekstrem dan terorisme,” jelas Karlie.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel III/ Batola itu menambahkan, dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari akan mampu melawan radikalisme,dan terorisme.
“Karenanya nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila-sila dari Pancasila harus dipahami dan diamalkan oleh setiap warga negara Indonesia, sehingga memiliki dasar yang kuat dan bisa menentukan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam melawan paham radikali maupun teroris,” tambahnya.
Sedangkan Staf Ahli DPRD Kalsel H.Puar Junaidi dalam paparannya selaku narasumber antara lain mengatakan langkah-langkah yang membiasakan dan menyerukan pandangan yang menghargai, menghormati, terbuka, dan moderat, memperkuat wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
Menurut Puar, radikalisme maupun terorisme bertentangan Pancasila karena paham tersebut tidak sejalan dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa,
Gerakan radikalisme maupun terorisme juga bertentangan dengan sila Persatuan Indonesia, karena adanya pemaksaan kehendak melalui cara cara kekerasan, dan keinginan untuk mengganti dasar negara Pancasila dengan dasar lainnya, akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” tambah Puar.