Hulu Sungai Tengah Kalsel (ANTARA) - Dampak banjir pada Kali Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan (Kalsel) belakangan ini salah satunya sulit mendapatkan "paisan lumbu," salah satu kuliner khas/tradisional warga pedesaan Pegunungan Meratus.
Pewarna Antara Kalsel dari Banjarmasin yang melakukan perjalanan ke "Bumi Murakata" HST, Sabtu, melaporkan, tanaman "lumbu" (famili talas yang tumbuh di pinggir sungai banyak tergerus banjir yang sering melanda wilayah kabupaten tersebut seperti Kali Benawa.
Sementara masyarakat pedalaman Meratus seperti di wilayah Kecamatan Batu Benawa HST sering membuat "paisan" (pepes) pucuk lumbu untuk menambah selera makan.
Paisan lumbu cara memakan yang enak dengan santan mentah + bawang "habang" (merah) yang masak dibakar kasih secukupnya garam dan "limau kulit" (jeruk khas Banjar yang aromanya harum) .
Paisan lumbu yang biasa banyak orang berjualan bulan puasa Ramadhan. Tapi pada Ramadhan tahun ini sulit mendapatkan tanaman tersebut karena tanamannya tergerus banjir yang beberapa kali melanda Bumi Murakata HST, seperti Januari 2021 kejadian terparah.
Seiring sulitnya mencari lumbu, sehingga paisan yang bisa jadi lawuj atau sayur buah menambah selera makan pada Ramadhan 1444 H hingga hari ini tidak ada orang berjualan paisan dari jenis sayuran tersebut.
"Oleh karena "rancak baah" (sering banjir) "kada" (tidak) ada lagi orang "bajualan" (berjualan) paisan lumbu," ujar Hamidah, seorang ibu rumah tangga di Desa Aluan Mati, Kecamatan Batu Benawa.
Sebagai catatan lumbu merupakan tanaman tropis, dan sebagaimana daun talas juga mempunyai khasiat antara lain melancarkan pencernaan, meningkatkan kesehatan mata serta mencegah peradangan.
Dampak banjir sulit dapatkan "paisan lumbu" kuliner khas pedalaman Meratus
Sabtu, 15 April 2023 10:43 WIB