Banjarmasin (ANTARA) - Salah satu pemilik warung Haji Sabri menyebutkan budaya "mawarung" mulai menjamur di kawasan Pasar Lama Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Mawarung dalam Bahasa Indonesia memiliki arti sarapan di warung. Adalah salah satu budaya yang secara turun temurun dari masyarakat Kalimantan selatan, mawarung ini biasanya dilakukan masyarakat pada pagi hari, biasanya untuk sarapan atau hanya sekedar minum kopi atau teh.
Baca juga: Banjarmasin buka kembali wisata "mawarung"
Sabri di Banjarmasin, Sabtu, menuturkan dirinya membuka mawarung sejak dini hari, namun pengunjung terbanyak dari jamaah Shalat Subuh yang datang dari berbagai masjid di Banjarmasin.
"Pengunjung terbanyak adalah jamaah sholat subuh yang datang dari berbagai mesjid di Kota Banjarmasin," kata Sabri di Banjarmasin, Sabtu.
Budaya mawarung subuh hari dalam masyarakat Banjar yang tinggal di Banjarmasin, atau daerah lain di Provinsi Kalimantan Selatan, sudah ada sejak lama dan belakangan kian ramai.
Seperti terlihat beberapa warung (kedai teh) di bilangan Pasar Lama Banjarmasin, tampak warga memenuhi mawarung, terutama warga yang telah menunaikan shalat subuh.
Namun setelah agak siang atau sekitar pukul sembilan pagi warung miliknya sudah tutup, begitulah setiap hari sejak beberapa tahun belakangan ini.
Baca juga: Forkopimda Banjarbaru ajak masyarakat hidupkan tradisi "Mawarung"
Selain menyediakan minuman teh, kopi dan sebagainya, Warung Sabri juga menjajakan aneka kue tradisional yang banyak diminati masyarakat terutama orang Banjar, seperti apam, untuk-untuk, untuk basumap, keraban, sarimuka, gaguduh, jalabia, cakuduk, lupis, lempar, dan aneka lainnya.
Terdapat juga Warung Hallo ini menyediakan nasi bungkus, seperti nasi kuning aneka lauk, nasi putih juga aneka lauk dengan harga Rp10 ribu per bungkus.
Tapi pengunjung juga bisa memesan telur ayam kampung setengah matang dengan harga Rp5 ribu per biji. Telur setengah matang yang di bubuhi garam dan merica adalah yang banyak dipesan pengunjung di warung tepian Sungai Martapura itu.
Menurut pengunjung, mawarung tak sekedar sarapan pagi di warung tetapi adalah ajang silaturahmi, karena banyak pertemuan antar teman justru berada di warung ini.
Warung dengan banyak pengunjung juga bisa menjadi tempat atau lokasi pusat informasi, karena banyak isu yang terjadi justru keluar dalam pembicaraan atau senda gurau di warung.
Baca juga: DPRD Banjarmasin terima keluhan pegiat kedai kopi di masa PPKM level 4
Budaya "mawarung" subuh hari menjamur di Banjarmasin
Sabtu, 4 Februari 2023 6:36 WIB