Banjarmasin (ANTARA) - Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Ahmad Alim Bachri resmi memimpin Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba (Artipena) Kalimantan Selatan (Kalsel) periode
2023 hingga 2026.
Prof Alim bersama pengurus DPW Artipena Kalsel dilantik Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Artipena Prof Sutarto Hadi hari ini di aula lantai 1 Rektorat ULM di Banjarmasin.
Usai dilantik, Alim mengaku langsung tancap gas untuk segera menyusun program kerja sehingga kinerja Artipena bisa optimal dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba di lingkungan kampus.
Dia menyebut pula ULM merupakan satu dari enam perguruan tinggi pendamping sebagai pelopor kampus sehat yang ditunjuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
"Jadi komitmen kita kampus sehat ini bukan saja lingkungan yang bersih dan sehat namun harus bebas narkoba," tegasnya.
Alim menegaskan Artipena tidak bisa bekerja sendiri, namun dibutuhkan sinergi dan kolaborasi sehingga dirinya ingin menggandeng semua pihak terkait seperti pemerintah daerah, DPRD, Polda Kalsel, BNNP Kalsel dan Kejati Kalsel dalam melaksanakan program ke
depannya.
Sementara Sutarto mengatakan keberadaan Artipena pada setiap kampus harus bisa mengawal mahasiswa bersih narkoba dari awal masuk hingga lulus.
"Saya berharap komitmen setiap pimpinan perguruan tinggi untuk memastikan mahasiswanya terbebas dari penyalahgunaan narkoba," katanya.
Diakui dia, selama ini sebagian perguruan tinggi termasuk ULM menerapkan pemeriksaan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) saat tahapan penerimaan calon mahasiswa baru.
Namun begitu, ketika mahasiswa akan lulus tidak lagi dilakukan tes narkoba sehingga tidak terdeteksi apakah dia pecandu atau tidak selama menjalani pendidikan di kampus.
"Ini yang saya dorong, jadi misalnya syarat mengikuti yudisium atau wisuda harus menyertakan hasil tes negatif narkoba," jelasnya.
Sepakat dengan usulan Sutarto, Rektor ULM langsung menyatakan siap membuat peraturan rektor soal itu.
"Dalam periode tertentu secara acak, kita lakukan juga tes urine bagi seluruh civitas akademika agar semuanya bisa menjaga diri dari virus narkoba," ucap dia.