Kotabaru (ANTARA) - Pemerintah daerah Kotabaru, Kalimantan Selatan, melakukan audit kasus stunting tahap II tahun 2022, sebagai upaya mencegah kasus serupa.
"Dalam pelaksanaan strategi nasional percepatan penurunan stunting juga disusun rencana aksi nasional melalui pendekatan keluarga beresiko stunting yang mencakup penyediaan data keluarga beresiko stunting " kata Wakil Bupati Kotabaru Andi Rudi Latif di Kotabaru, Jumat
Wakil Bupati Kotabaru yang sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kotabaru, Jumat, mengatakan audit kasus stunting bertujuan mencari penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya pencegahan kasus serupa.
Audit kasus stunting dilakukan melalui empat kegiatan, yaitu pembentukan tim audit, pelaksanaan audit kasus stunting dan manajemen pendampingan keluarga, diseminasi dan tindak lanjut.
Pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan semua calon pengantin atau calon pasangan usia subur (PUS), surveilans (kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus ) keluarga berisiko stunting, dan audit kasus stunting.
"Prevalensi stunting Kabupaten Kotabaru berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 masih 21,8%. " katanya
Ia juga menjelaskan, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menegaskan target penurunan stunting sebesar 14% hingga tahun 2024.
Karena itu, Kabupaten Kotabaru masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk menurunkan prevalensi stunting, hingga tahun 2024 sebesar 13,24 %.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan,Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3P2KB) Sri Sulistyani mengungkapkan, Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang upaya percepatan penurunan stunting,
"Kegiatan (audit) ini dilakukan di dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Pulau Laut Sigam, Desa Baharu Utara, Desa Tirawan, dan Kecamatan Pulau Laut Utara Desa Rampa " kata Sri Sulistyani.
Dia mengungkapkan, kegiatan ini melibatkan tim pakar antara lain, dokter spesialis kandungan, spesialis anak dan tim auditor gizi.
Tim ini bersama dengan TTPS tingkat kecamatan dan desa turun langsung melihat dan melihat kelompok sasaran yang terdiri atas calon pengantin, calon ibu hamil, ibu nifas (ibu pasca melahirkan), batuta dan balita.
Sri berharap, adanya edukasi terhadap masyarakat dapat lebih dioptimalkan sehingga masyarakat bisa lebih mengetahui upaya pencegahan dan penurunan stunting.
Baca juga: Bupati Kotabaru berikan bantuan sosial dampak Inflasi
Baca juga: Warga binaan Lapas Kotabaru juara 2 ajang stand up comedy Nasional
Baca juga: Ketua Komisi II DPRD jadi magnet kalangan mahasiswa