Pada kegiatan expo atau Pekan Raya Tabalong tahun ini Adaro melibatkan ratusan UMKM binaan dengan memerkan bermacam produk makanan, minuman dan kerajinan.
"Ada sekitar 150 UMKM binaan kita yang eksis mengikuti expo sebagai upaya memperluas pemasaran produk mereka," ungkap staf program CSR Adaro Muhammad Saputra, Kamis.
Produk makanan, minuman atau aneka camilan produksi UMKM lokal dengan kemasan yang menarik tampak mendominasi stand Adaro.
Mulai dari kacang sate, aneka keripik dan kerupuk, bawang goreng dan camilan lainnya dijual dengan harga cukup terjangkau yakni Rp15 ribu sampai Rp30 ribu.
Saputra mengatakan untuk produk makanan ada sekitar 80 UMKM dan sisanya berupa kerajinan tangan seperti baju dan tas sasirangan, kerajinan purun serta olahan perlengkapan rumah tangga dari kayu ulin.
"Tahun ini UMKM binaan yang kita libatkan dalam expo lebih banyak dibanding tahun lalu dengan harapan membangkitkan usaha lokal pasca-pandemi," ungkap Saputra.
Tahun lalu stand Adaro berhasil meraih omset sekitar Rp50 juta pada kegiatan yang sama dengan melibatkan UMKM binaan di 'Bumi Saraba Kawa' dan diharapkan tahun ini bisa meningkat.
Saat ini Adaro sendiri telah membina dan melakukan pendampingan sekitar 300 UMKM guna penguatan fundamental bisnis agar pelaku usaha bisa melewati masa sulit.
Sebelumnya CSR Section Head, pada CSR Department Adaro, Yuri Budi Sujalmi menyebutkan pembinaan bagi UMKM mencakup perbaikan produk, manajemen usaha, permodalan UMKM melalui program Adaro spectapreneur, yang berlangsung secara simultan agar UMKM binaan Adaro bisa bertahan sekaligus mampu lebih kompetitif.
Bahkan sejumlah produk UMKM binaan Adaro sudah dipasarkan ke luar Tabalong melalui berbagai pameran.
Termasuk menggandeng Tokopedia untuk membuat rancangan pemasaran produk yang bisa menembus pasar nasional.
Hal ini dilakukan usai serangkaian proses pembenahan manajerial yang dilakukan tim CSR Adaro.
