Salah satunya memfasilitasi anggota bank sampah “Untung Tarus” di Desa Tinggiran II Luar Kabupaten Barito Kuala dalam pengolahan sampah organik segar menjadi Eko Enzim.
Perwakilan PT BGN – Adaro Logistics Abi Thalhah menyampaikan kegiatan penambahan wawasan ini diharapkan memberi manfaat dalam upaya pengelolaan lingkungan di sekitar operasional perusahaan.
"Pengelolaan sampah organik menjadi eko enzim diharapkan membantu penyelesaian masalah sampah di sekitar wilayah operasianal kami,"kata Abi Thalhah.
Selain penambahan wawasan bagi anggota bank sampah pihak perusahaan sebelumnya membantu pembangunan gudang bank sampas seluas 4 x 10 meter untuk mendukung kegiatan pemilahan sampah.
Bangunan bank sampah yang diberikan BGN ini yang terbesar untuk wilayah Batola.
Dinas Lingkungan Hidup setempat pun menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan pengolahan sampah organik menjadi eko enzim.
"Kegiatan ini bisa menjadi percontohan desa lain di Kecamatan Tamban dan Desa Tinggiran menjadi kawasan bebas sampah,” ujar Jamilah perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Batola.
Pelatihan pengolahan sampah organik menjadi eko enzim sendiri disampaikan Diirektur Bank Sampah Induk Banjarmasin Fatmawati.
Dalam pemaparannya Fatmawati mengatakan pengolahan sampah organik dapat dilakukan dengan cara pengomposan dan mengubahnya menjadi eko enzim.
"Keistimewaan eko enzim, tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada proses pembuatan kompos," jelas Fatmawati.
Pembuatan eko enzim juga dapat diterapkan di rumah karena eko enzim merupakan produk ramah lingkungan yang mudah dibuat oleh siapapun.
Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon serta sampah organik sayur dan buah.
Pada dasarnya eko enzim mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau sayuran.
Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menghasilkan cairan yang bermanfaat.
Proses fermentasi dalam pembuatan eko-enzim berlangsung selama tiga bulan.
Ia menambahkan eko enzim merupakan hasil fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan 3 : 1 : 10.
Cairan eko enzim yang dihasilkan berwarna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat dan bisa dimanfaatkan.
"Eko enzim dapat digunakan sebagai pupuk cair organik tanaman, pembersih lantai, pembersih sisa pestisida dan pembersih kerak," jelasnya.
Sementara itu kegiatan penimbangan sampah di bank sampah Desa Tinggiran II Luar juga disambut antusias warga sekitar.
Antusias warga yang menjadi nasabah bank sampah terlihat sejak pagi berdatangan untuk menyerahkan sampah yang mereka kumpulkan.
Ada yang melalui transportasi darat
maupun air karena sebagian daerah Desa tinggiran merupakan wilayah perairan.
Semua peserta pelatihan juga langsung dilibatkan dalam penimbangan bahan dan pencacahannya, agar mudah dimasukkan dalam botol.
“Terimakasih Adaro karena telah mendukung Desa tmTinggiran untuk menjadi lebih baik, bersih dan asri dengan mengelola sampahnya," ucap Bakhtiar Kepala Desa Tinggiran II Luar.