Tapin (ANTARA) - Pemuda Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan menggalang donasi melalui musik amal sebagai ekspresi kepedulian terhadap nasib pengungsi di daerah terisolir pascagempa di Cianjur, Jawa Barat.
Aksi kemanusiaan ini diinisiasi oleh Kedai Ruai Rindu dan Volunteer KUN Tapin di Kota Rantau, Jum'at (25/11/2022). Total dana terkumpul di malam itu Rp6.650.000, perolehan ini bersumber dari donasi pengunjung ditambah hasil lelang baju kaos bertandatangan Uyau Moris seorang musisi ternama di Indonesia.
"Donasi yang didapatkan malam ini kita salurkan langsung, dipergunakan memenuhi kebutuhan pengungsi agar bisa bertahan dan pulih dari bencana. Untuk penggalangan dana dari Tapin masih kita buka sampai 30 November, apabila mau donasi bisa langsung ke Kedai Ruai Rindu," ujar Leader Volunteer KUN Tapin Hendra Gunawan usai acara.
Lokasi pengungsian yang jadi perhatian Yayasan KUN Humanity System ini berada di kawasan kaki Gunung Gede, Kampung Tugan, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang.
Comand Center Emeregency Response KUN, Faruk Rhamadhan langsung dari lokasi bencana melalui sambungan telepon di acara amal itu bercerita. Kata dia, jalan setapak terjal sepanjang 3 km bercampur lumpur ditambah satu titik longsor kecil membuat daerah itu terisolir sehingga kurang tersentuh bantuan.
"Kita (KUN) untuk fokus program ada respon medis, psikososial, dukung dapur umum dan kebutuhan tenda-tenda pengungsian," ujarnya.
Hari ini, kata dia, pihaknya sudah mendirikan posko kesehatan dan memberikan layanan di pengungsian darurat beratap terpal yang dihuni 205 keluarga . Berdasarkan hasil cek kesehatan, pihaknya mencatat penyakit ISPA, gatal, mylgia, hipertensi, rematik dan lambung terpal sudah menyerang para pengungsi.
Kondisi itu, jelasnya, diakibatkan ketidaklayakan sarana pengungsian. Ditambah intensitas hujan yang tinggi mengguyur daerah perbukitan itu.
"Terdapat 30 anak-anak, 50 lansia, seorang ibu baru melahirkan sehari, wanita hamil tiga minggu, ada dua penderita kencing batu," ujarnya.
Sejak tanggal 23 November mereka sudah melakukan asesmen di lokasi terdampak gempa bumi itu. Saat ini, kata dia, hanya KUN yang fokus menangani kesehatan para pengungsi.
Selain KUN, kata dia, di wilayah yang sama Wahid Foundation juga melakukan gerakan dan menopang kebutuhan makanan untuk ratusan pengungsi sejak 24 November lalu hingga sekarang.
"Untuk logistik masih kurang, hal itu bisa dilihat dari keadaan tenda pengungsian yang serba darurat," ujarnya.
Sedangkan, untuk makan walaupun ada yang menyediakan dapur umum dia tidak berani menyatakan cukup. Hal itu, ujarnya, mengingat banyaknya pengungsi yang harus dilayani.
"Sebelum ada dapur umum, mayoritas masyarakat mengais makanan di rumah masing-masing. Di rumah nya yang sudah hancur itu," ujarnya.
Bantuan yang masuk ke Cianjur, ungkapnya banyak yang hanya menyasar daerah yang mudah dijangkau.
"Cukup banyak bantuan yang masuk, rata rata masuk ke daerah terjangkau. Masih banyak yang belum terjangkau," ujarnya.
Hal penting lain, disampaikannya bahwa saat ini di area pengungsian yang dijangkau KUN masih belum ada sarana MCK (mandi, cuci, kakus) yang layak.
Selebihnya, untuk donatur di Tapin dia menyampaikan terimakasih karena sudah bergerak seirama peduli untuk korban bencana alam yang saat ini membutuhkan bantuan.
Cuplikan musik amal di Tapin