Tanjung (ANTARA) - Gamma Abdurrahman Thohir, generasi muda yang mengambil inisiatif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat, khususnya terhadap kesenjangan akses energi antara kota besar dan pedalaman.
Berkat kiprahnya dalam mengembangkan energi terbarukan (Renewable Energy) sangat berperan dalam pengendalian perubahan iklim dan Gamma pun terpilih menjadi salah satu pembicara pada acara Conference of The Parties ke-27 (COP 27) di Mesir pada 10 November mendatang.
Kiprahnya ini dimulai sejak 2015 saat berusia 15 tahun, Gamma melakukan perjalanan ke Kasepuhan Ciptagelar, salah satu masyarakat adat di lereng Gunung Halimun Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
Kasepuhan Ciptagelar masih melestarikan tradisi nenek moyang hingga hari ini namun akses listrik masih terbatas karena di daerah pegunungan yang jauh dari pusat pemerintahan.
Berawal dari kondisi tersebut, Gamma mulai belajar dan menemukan solusi permasalahan tersebut melalui energi terbarukan atau renewable energy dengan tetap menjaga alam.
Mengingat potensi energi terbarukan seperti air dan sinar matahari sangat berlimpah di Indonesia. Selain itu energi terbarukan sangat sesuai kearifan lokal masyarakat pedalaman/adat yang memiliki filosofi menjaga alam dan hanya mengambil dari alam sesuai kebutuhan serta sumber energi sudah disediakan alam.
Selanjutnya Gamma menginisiasi pembangkit listrik tenaga mikro hidro dengan kapasitas 40 kW untuk masyarakat adat di Kasepuhan Ciptagelar.
Dengan harapan dapat terhubung dengan seluruh dunia dan mendorong pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat setempat khususnya untuk 78 rumah tangga dan 338 orang di Kasepuhan Ciptagelar.
Dari air yang mengalir di sungai Ciptagelar, terbangun sumber energi yang menghidupkan potensi sosial dan ekonomi masyarakat ciptagelar.
Anak-anak akhirnya bisa belajar di malam hari, ekonomi tumbuh lebih baik, salah satunya pengemasan kopi dari kebun ciptagelar.
“Sebagai anak muda, kami belajar dari mereka, ternyata masyarakat adat adalah penjaga alam yang tangguh” ungkap Gamma.
Dalam mengembangkan project ini, Gamma meyakini modernitas timbul akibat akses listrik dapat diterima dengan baik masyarakat adat tanpa mengurangi nilai-nilai adat dan kearifan lokal yang dijalankan sehari-hari.
Untuk memperkuat hal tersebut, Gamma membangun kemitraan dan komunikasi yang baik dengan semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam project tersebut.
Setelah merampungkan Project di Ciptagelar, Gamma melanjutkan studi strata-1 di Pepperdine University, Los Angeles, Amerika Serikat.
Tahun 2022, Gamma kembali ke Indonesia dan mengunjungi berbagai daerah di Indonesia, termasuk Provinsi Kalimantan Selatan persisnya ke Desa Liyu di Kabupaten Balangan.
Desa Liyu yang berada di kawasatan geosite Geopark Meratus yang memiliki potensi wisata
alam yang sangat menawan, potensi wisata budaya yang istimewa, sekaligus potensi energi terbarukan sinar matahari yang melimpah.
Dari potensi tersebut, Gamma berkolaborasi dengan masyarakat adat Dayak Deah membangun pembangkit listrik tenaga surya untuk memajukan potensi wisata serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini pilihan terbaik karena sesuai dengan visi pariwisata ramah lingkungan atau ecofriendly sehingga penggunaan solar cell bisa berdampingan selaras dengan potensi artistik suku Dayak.
Bagi Gamma di tengah kondisi bumi yang kritis, masih banyak peradaban yang menjadi ‘real guardian of planet earth” yang sudah sejak dulu paham cara membuat bumi lestari.
"Kita bisa belajar banyak dari mereka, keragaman budaya adalah potensi sumber daya kreatif, inspirasi dan energi bagi generasi muda untuk berkarya. Kolaborasi menjadi kuncinya," kata Gamma.
Kini project yang dilakukan Gamma sangat selaras dengan Adaro yang kini berusia ke-30 tahun dimana Adaro bertransformasi membangun masa depan yang berkelanjutan.
Berbekal "green initiatives" jangka panjang, serta memfokuskan perhatian pada energi baru dan terbarukan, Adaro menatap ekonomi hijau masa depan.
Untuk itu Adaro sangat mensupport apa yang telah dilakukan Gamma dan berharap makin banyak anak muda lagi yang peduli dengan lingkungan dan menciptakan perubahan positif untuk masa depan yang lebih baik.(adv)
Gamma Thohir, anak muda Indonesia sebagai pembicara di COP 27 Mesir
Minggu, 6 November 2022 17:39 WIB