Barabai, Kalsel (ANTARA) - Anggota Komisi IV Bidang Kesra DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Athaillah Hasbi SSos SH berpendapat, penyebab terjangkitnya Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS salah satu faktor karena pergaulan bebas.
"Sebagaimana kita ketahui pula bahwa HIV menyebabkan 'Acquired Immune Deficiency Syndrome' (AIDS) atau kedua permasalahan itu bergandengan," ujar anggota Komisi IV yang juga membidangi kesehatan tersebut melalui WA-nya, Sabtu (27/8/22) menjawab Antara Kalsel.
"HIV/AIDS bukan penyakit keturunan, melainkan semata-mata sebagai sebab akibat dari pergaulan bebas, tanpa mengindahkan norma-norma lagi,"
Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) itu turut prihatin atas berita baru-baru ini ratusan mahasiswa ber-KTP Bandung, Jawa Barat (Jabar) terinfeksi HIV/AIDS.
Wakil rakyat mantan pembalap motor Tahun 1980-an asal Barabai (160 kilometer dari Banjarmasin) atau "Bandung Kalimantan" (julukan Presiden Soekarno), ibukota HST itu, mengingatkan generasi muda (tidak terkecuali mahasiswa) di provinsinya agar menjaga pergaulan.
"Mamang pada umumnya anak-anak muda senang dengan pergaulan bebas, tetapi melakukan hal-hal terlarang oleh agama, hukum dan norma-norma lainnya. Apalagi sampai berdampak yang tidak mengenakkan," ujar wakil rakyat dari Partai Golkar yang akrab dengan sapaan Bang Atak itu.
"HIV/AIDS bukan penyakit keturunan, melainkan semata-mata sebagai sebab akibat dari pergaulan bebas, tanpa mengindahkan norma-norma lagi," lanjut laki-laki kelahiran Bandung Kalimantan Tahun 1976 tersebut yang juga Ketua MPC Pemuda Pancasila "Bumi Murakata"HST.
Ia berharap, kasus seperti di "Kota Kembang" atau "Berhiber" Bandung jangan terjadi di Kalsel, karena hal itu selain bisa berdampak pada kematian secara perlahan-lahan, juga memberi 'aib (malu) keluarga dan daerah.
"Apalagi Kalsel yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota tergolong religius. Oleh karena itu, selain menjaga kesehatan, sewajarnya pula manjaga marwah seorang yang agamais," demikian Bang Atak.