Banjarmasin (ANTARA) - DPRD Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan meminta pihak Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) secepatnya menangani krisis air bersih di wilayah Banjarmasin Barat.
Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin Awan Subarkah usai rapat dengan direksi PDAM Bandarmasih di gedung dewan kota, Kamis, menyatakan, pemanggilan ini merespon keluhan sebagian masyarakat Banjarmasin Barat yang krisis air bersih.
"Kita cari solusi, tidak menghakimi PDAM," ujarnya.
Menurut dia, permasalahan krisis air di wilayah Banjarmasin Barat yang diinformasikan warga sebulan lebih harus secepatnya bisa ditangani, pihaknya di dewan juga berharap bisa memberikan solusi.
Sebab, lanjut Awan, permasalahannya pada perpipaan distribusi, di mana banyak pipa tua yang usianya di atas 30 tahun menuju ke arah Banjarmasin Barat itu, hingga tidak bisa maksimal daya dorongnya.
"PDAM beralasan jika ditingkatkan lebih maksimal, pipa induk bisa pecah, lebih gawat lagi," tuturnya.
Karenanya solusi jangka panjangnya harus dilakukan peremajaan pipa, namun tentunya memerlukan biaya yang besar, tapi pihaknya ingin tahu solusi jangka pendek ini.
"Kasian kalau berlarut-larut, masyarakat kesulitan air bersih, makanya kami tekankan harus ada solusi tepat," ujarnya.
Direktur Operasional PDAM Bandarmasih Supian menyatakan, solusi cepat untuk mengatasi krisis air di daerah Banjarmasin Barat dengan menaikkan daya distribusi air, namun tidak bisa maksimal.
"Yang penting bisa mengalir dulu, selebihnya kita letakkan tandon-tandon air di daerah kurang maksimal aliran airnya, semua gratis," ucapnya.
Pihaknya pun selama 24 jam di lapangan untuk mengatasi masalah ini, sehingga para pelanggan bisa kembali menikmati air bersih.
"Masalahnya memang pada perpipaan yang sudah banyak uzur, mau kita tingkatkan daya distribusinya, khawatirnya pecah, jika pecah lebih gawat lagi masalahnya, saat ini yang kesulitan itu daerah pinggiran," katanya.
Supian menyebutkan, jika dilakukan peremajaan pipa dari Instalasi Pengolahan Air di Jalan A Yani untuk ke daerah Banjarmasin Barat itu, memerlukan anggaran Rp90 miliar.
"Karena dilakukan harus sistem bor penanaman pipa baru, panjangnya bisa sampai ratusan kilometer, karenanya jadi besar biayanya," ujar Supian.