Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua komisi II bidang ekonomi dan keuangan DPRD Kalimantan Selatan Muharram berpendapat, perekonomian di provinsinya tahun 2015 kurang menggembirakan.
Indikator kurang menggembirakannya perekonomian Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun 2015 antara lain dari daya beli masyarakat yang masih tergolong rendah, ujarnya di Banjarmasin, Selasa.
"Daya beli masyarakat Kalsel pada umumnya masih di bawah harga jual atau belum terjangkau, terutama golongan menengah ke bawah," tutur Ketua Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) DPRD tingkat provinsi tersebut.
Namun Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kalsel itu tidak merinci, kecuali menunjuk contoh nilai tukar petani (NTP) di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut masih sekitar 100 poin.
Contoh lain, harga karet hampir sepanjang tahun 2015 tidak ada kenaikan, bahkan cenderung menurun. Hal tersebut membuat petani karet tidak bisa banyak berbuat untuk menyejahterakan keluarga, terlebih bagi tak mempunyai lahan usaha lain.
Begitu pula bagi mereka yang mengandalkan hasil tambang batu bara, terpaksa tak bisa berbuat banyak, karena hampir sepanjang tahun 2015 harga "emas hitam" di pasaran dunia mengalami kelesuan, lanjut wakil rakyat yang bergelar dokterandus tersebut.
Guna meningkatkan perekonomian Kalsel, menurut dia, pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota harus membuat terobosan pada sektor-sektor lain yang memiliki prospektif baik.
"Terobosan itu antara lain yaitu meningkatkan pembangunan yang berhubungan dengan ekonomi kerakyatan. Apalagi Kalsel cukup potensial ekonomi kerakyatan, tinggal bagaimana mengelola dan menggarap secara maksimal, baik dan benar," demikian Muharram.
Pendapat serupa dari anggota Komisi II DPRD Kalsel H Achmad Bisung, seraya menambahkan, potensi ekonomi kerakyatan tersebut ada antara lain pada subsektor perkebunan, peternakan, perikanan dan keluatan, serta pertanian tanaman pangan dan holtikultura.
Menurut politisi Partai Demokrat yang bergelar sarjana ekonomi itu, penggarapan potensi ekonomi kerakyatan di Kalsel selama ini belum maksimal atau masih bisa dimaksimalkan lagi.
Anggota DPRD Kalsel tiga periode itu optimitis, kalau pengelolaan dan penggarapan potensi ekonomi kerakyatan lebih maksimal, akan dapat menumbungkembangkan ekonomi provinsi yang kini berpenduduk mencapai empat juta jiwa ini.
"Untuk itu semua tidak terlepas dari peran pemerintah daerah yang harus konsisten dan konsekwen terhadap perencanaan pembangunan, baik dari segi penyediaan anggaran maupun pembinaan," demikian Ach Bisung.