Rantau (ANTARA) - PT Kharisma Inti Usaha (KIU) menyatakan siap berikan limbah hasil pengolahan minyak mentah kelapa sawit (solid) yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak kepada para petani di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
"PT KIU dengan sangat terbuka membantu para peternak lain nya apabila ada yang ingin mengikuti jejak Maulana Akbar. Syarat nya mudah, hanya mengajukan surat terlebih dahulu kepada kami pihak manajemen untuk kebutuhan solid," ujar Senior Assistant Manager Sustainability PT KIU, Adi Bijaksana, Jum'at.
Baca juga: Petani di Kalsel manfaatkan limbah sawit untuk pakan ternak
Maulana Akbar itu adalah petani pertama di Tapin yang berhasil menerapkan pakan ternak berkomposisi ; serat hijau, konsentrat olahan dan solid, untuk penuhi kebutuhan vitamin dan nutrisi 51 ekor kambing.
Pengalamannya berhasil membuka jalan untuk petani lain agar bisa memanfaatkan solid gratis milik PT KIU.
Sementara ini, Ketua Asosiasi Peternakan Kambing dan Domba se-Kalimantan Selatan itu baru menerapkan kepada ternak kambing, selanjutnya dia berencana menguji solid untuk perikanan.
"Perusahaan merespon baik mengenai inovasi yang dibuat oleh Bapak Maulana dalam pemanfaatan solid, karena hal ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi potensi usaha desa untuk para peternak lainnya," ujar orang PT KIU itu.
Dukungan untuk petani, kata dia, merupakan komitmen perusahaan agar memberikan manfaat kepada masyarakat, berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan hingga membantu produktivitas desa sekitar perusahaan.
Dalam sehari pabrik PT KIU rata-rata mengolah tandan buah segar (TBS) sebanyak 500 MT hingga menghasilkan crude palm oil (CPO) atau minyak mentah sebanyak 105 MT.
Ampas atau solid hasil pengolahan, rata-rata dalam sehari didapat sebanyak empat persen dari bahan baku TBS atau 20 MT setara 20 ribu KG.
Perusahaan yang memiliki HGU seluas 14.661 hektar di Tapin tersebut juga memanfaatkan solid untuk kebutuhan pupuk tanaman sawit.
Namun demikian, solid sebanyak itu dihitung PT KIU masih memiliki sisa yang cukup banyak untuk kebutuhan petani.
"Untuk ketersediaan masih cukup banyak," ujar Adi.
Keterbukaan PT KIU untuk kebutuhan pakan ternak, kata dia, karena perusahaan sudah berkomitmen menerapkan prinsip Indonesia sustainable palm oil (ISPO) atau minyak sawit berkelanjutan Indonesia.
Sertifikat ISPO, berstandar sawit keberlanjutan yang ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 11 Tahun 2015, berhasil diraih PT KIU pada 2020 lalu.
Dengan sertifikat itu, PT KIU sudah dinilai dapat memenuhi standar keberlanjutan, baik dari sisi lingkungan, ekonomi, maupun aspek sosial.
"Tahun ini PT KIU sedang dalam proses untuk mendapatkan Sertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil)," ujarnya.