Dublin (ANTARA) - Rusia telah mengusulkan pembentukan koridor kemanusiaan agar warga sipil bisa meninggalkan lima kota Ukraina, termasuk Ibu Kota Kiev, mulai pukul 09.00 waktu setempat (14.00 WIB) pada Selasa sambil menunggu kesepakatan Ukraina, kantor berita Rusia melaporkan.
Tapi, sebagian besar koridor itu akan melewati Rusia atau Belarus. Pengaturan seperti itu telah ditolak oleh otoritas Ukraina.
Warga sipil yang meninggalkan kota Kiev, Chernigov, dan Kharkiv akan melakukan perjalanan ke Rusia, beberapa melalui Belarus, kantor berita Interfax melaporkan dengan mengutip pernyataan komite Rusia yang ditugaskan untuk koordinasi kemanusiaan di Ukraina.
Baca juga: Keberpihakan Indonesia dan kemunafikan 'G19'
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah menolak usulan-usulan sebelumnya untuk mengevakuasi warga Ukraina ke daerah-daerah yang dia sebut sebagai "wilayah pendudukan" di Rusia dan Belarus.
Namun, orang-orang yang meninggalkan kota Sumy dan Mariupol akan diberi pilihan untuk pergi ke Rusia atau ke kota-kota Ukraina, yaitu Poltava dan Zaporizhia, kata Interfax saat mengutip pernyataan itu.
Ukraina telah diberi waktu hingga pukul 03.00 waktu Moskow (07.00 WIB) untuk menyetujui persyaratan tersebut, kata Interfax.
Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya sebelumnya mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB bahwa Rusia telah "menyabotase pengaturan" untuk koridor kemanusiaan pada Selasa dengan bersikeras bahwa semua rute akan melalui Rusia atau Belarus.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jepang siap menampung pengungsi Ukraina
Rusia tawarkan koridor kemanusiaan
Selasa, 8 Maret 2022 7:42 WIB