Barabai (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) gelar sosialisasi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Tingkat Kabupaten di Pendopo Bupati setempat, Rabu.
Kegiatan komprehensif untuk memantau aspek tumbuh kembang anak tersebut utamanya adalah perhatian bersama agar tidak terjadi peningkatan kasus stunting atau gizi buruk terhadap anak.
Bunda PAUD Kabupaten HST Cheri BB menyampaikan, saat ini pihaknya sedang dalam penggerakan upaya percepatan penurunan stunting. "Di daerah kita HST ini, beberapa desa angka prevalensi stuntingnya tinggi yaitu di atas angka nasional sekitar 21,1 persen.
Stunting dimaksud menurutnya pada golongan usia 0-59 bulan, dimana gambaran tumbuh balita yang sangat pendek dan disertai gangguan tumbuh kembang lainnya, Ini berakibat si balita rentan sakit, kurang cerdas dan ketika kelak di usia produktif dia berisiko kalah bersaing dalam produktifitas kerjanya.
"Sehingga masalah ini dapat mempengaruhi nilai kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan, oleh sebab itulah pentingnya keterpaduan dan pemahaman yang sama baik dari orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah," kata Cheri.
Plt Kepala Dinas Kesehatan HST H Mursalin mengatakan jumlah khusus balita dengan gizi buruk di HST cukup besar. Maka diperlukan deteksi dini dan Intervensi dini uang ditujukan untuk tenaga kesehatan di puskesmas dan guru PAUD dalam menjalankan tugas stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak.
"Jika ditemukan penyimpangan tumbuh kembang anak ringan maka petugas sektor lain yang terlatih dapat melakukan tindakan Intervensi dengan mengacu pada buku pedoman," katanya.
Kasus stunting harus menjadi perhatian bersama
Senin, 7 Februari 2022 10:08 WIB