Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk siap menerapkan digitalisasi ekosistem pembiayaan perumahan seiring dengan perekonomian nasional yang mulai pulih, termasuk sektor properti, dari dampak pandemi COVID-19.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, perseroan senantiasa menghadirkan program maupun produk yang inovatif yang tidak hanya membantu masyarakat tapi juga seluruh pemangku kepentingan sektor properti.
"Inovasi tersebut terus berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan kebutuhan dan kebiasaan masyarakat di era digitalisasi serta tren di sektor properti. Oleh karena itu, menginjak usia KPR ke 45, BTN siap menerapkan digitalisasi ekosistem pembiayaan perumahan," ujar Haru dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Baca juga: BTN membalut KPR Subsidi dengan kompor induksi
Sejak Kredit Perumahan Rakyat (KPR) diluncurkan pertama kalinya di Indonesia oleh Bank BTN pada 10 Desember 1976, Bank BTN telah mengucurkan pembiayaan senilai Rp352 triliun dan mewujudkan rumah impian ke lebih dari 5 juta keluarga di Indonesia.
Dari keseluruhan pembiayaan KPR tersebut, sebanyak lebih 76 persen mengalir ke segmen KPR subsidi, sementara sisanya mengalir ke segmen KPR non subsidi.
Dengan pencapaian tersebut, bank yang dulunya bernama Postpaarbank itu telah menjadi kontributor utama pada Program Sejuta Rumah Pemerintah dengan kontribusi rata-rata 60 persen per tahunnya, baik untuk pembiayaan kepemilikan maupun kredit konstruksi bagi developer.
Sejak 1976, Bank BTN secara resmi melayani pembiayaan kredit rumah bagi masyarakat. Penugasan langsung diterima Bank BTN dari Pemerintah, melalui Surat Menteri Keuangan nomor B-49/MK/I/1974. Pada 10 Desember 1976, Bank BTN untuk pertama kalinya, menyalurkan kredit perumahan pada 9 debitur di daerah Tanah Mas, Semarang.
Baca juga: Mendorong kebangkitan properti melalui stimulus saat COVID-19
Sejak saat itu, Bank BTN diberi kepercayaan pemerintah untuk menyalurkan dana untuk mempermudah dan memperluas akses pembiayaan perumahan bagi masyarakat, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Dalam perjalanannya, Bank BTN menghadirkan program dan produk tidak hanya KPR subsidi tapi juga non subsidi serta kredit konstruksi yang mendukung perumahan.
Program KPR atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) juga selalu disesuaikan dengan segmen masyarakat, misalnya KPR Gaess for Millenial. Bahkan program KPR juga dibuat sedemikian rupa sesuai dengan peruntukannya, misalnya ke TNI Angkatan Darat, Peserta BP Jamsostek dan lain sebagainya.
"HUT KPR kami ke 45 menjadi momen yang tepat bagi Bank BTN untuk menunjukkan komitmen kami dalam mengoptimalkan digitalisasi sebab Bank BTN yang memiliki peran strategis sebagai enabler yang memberikan pembiayaan sisi supply melalui kredit konstruksi kepada developer maupun sisi demand dengan memberikan KPR kepada masyarakat," kata Haru.
Haru menjelaskan, dalam ekosistem perumahan nasional, Bank BTN menciptakan layanan one stop shopping perumahan di era digital.
One stop shopping yang dimaksud adalah Bank BTN menyediakan layanan digital dari mulai pencarian rumah, pembelian rumah, pembiayaan perumahan, pembangunan atau renovasi rumah, penyewaan, penjualan dan dukungan pembayaran utilitas di perumahan.
Kesiapan BTN dalam digital mortgage ecosystem sebenarnya sudah dimulai sejak 2015 di mana Bank BTN merilis portal www.btnproperti.co.id disusul peluncuran website dan aplikasi www.rumahmurahbtn.co.id untuk penjualan rumah lelang .
"Keduanya terus kami tingkatkan fiturnya, khusus BTN Properti kami telah ubah tampilanya sehingga memberikan pengalaman yang lebih baik bagi masyarakat untuk membeli dan mengajukan KPR atau KPA," ujar Haru.
Untuk melengkapi digitalisasi dalam ekosistem perumahan, pada HUT KPR ke 45, Bank BTN meluncurkan aplikasi baru, yaitu Smart Residence yaitu aplikasi yang mempermudah hubungan antara penghuni dan pengelola dalam proses pembayaran tagihan, iuran, pertukaran informasi sampai dengan keluhan atau pengaduan.
Aplikasi Smart Residence, lanjut Haru, dapat mempermudah penghuni mengakses pengelola properti dan mempermudah pembayaran tagihan.
Dalam kiprahnya di sektor pembiayaan KPR, Haru juga mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan properti mulai dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian BUMN, developer, dan pendukung sektor properti lainnya serta masyarakat yang senantiasa mendukung Bank BTN.
"Ekosistem perumahan ini akan dapat membantu laju pertumbuhan ekonomi dan membangkitkan seluruh sektor pendukung properti. Oleh karena itu Bank BTN berharap sinergi dan kolaborasi yang produktif dari seluruh stakeholder," ujar Haru.