Banjarmasin (ANTARA) - Pengurus Masjid Muhammadiyah Al-Muhajirin Banjarmasin Utara, Banjarmasin bersama rombongan menggelar safari dakwah "dari masjid ke masjid" kali ini ke Maksjid Muhammadiyah Mujahidin Kabupaten Tanah Laut.
"Safari dakwah sudah menjadi agenda tahunan bagi pengurus dan jamaah Masjid Al-Muhajirin, namun karena pandemi COVID-19 pada 2019 dan 2020 kegiatan menyambung tali silaturahmi sekaligus berdakwa tersebut baru bisa dilaksanakan pada November 2021," kata Ketua Pengurus Masjid Muhammadiyah Al-Muhajirin, Banjarmasin, Dr Arif Budiman, dilaporkan, Selasa.
Safarai dakwah tersebut dikemas dengan tiga agenda, pertama, mengunjungi Masjid Muhajidin di Desa Panggung, Pelaihari, kedua, menyerahkan bantuan sembako kepada saudara muslim kurang mampu, dan ketiga, rikhlah atau darmawisata dalam rangka mentadabburi ayat-ayat kauniah Allah Subhanahu Wataala.
Saat mengunjungi Masjid Mujahidin di Panggung, rombongan pengurus Masjid Al-Muhajirin Banjarmasin, Angkatan Muda Muhammadiyah Muhajirin (AM3), anak asuh dari tiga panti asuhan, dan jamaah yang berjumlah 85 orang disambut dengan hangat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Muhammadiyah Kabupaten Tanah Laut, pengurus cabang, ranting dan pengurus masjid Mujahidin.
Dalam tausiah singkatnya, Ketua Pengurus Masjid Al-Muhajirin mengajak jamaah dan peserta safari dakwah untuk mentauladani sahabat Rasulullah Sallahualaihi wassalam yang bernama Sya'ban radhiyallahu anhu.
Sya'ban yang selalu datang lebih awal ke masjid sebelum adzan dikumandangkan untuk shalat lima waktu tidak terlihat di pojok masjid yang biasa ditempati saat shalat jamaah.
Tidak biasa hal itu terjadi, sehingga Rasulullah menunda untuk memulai shalat subuh berjamaah untuk menunggu Sya'ban. Tak seorang sahabatpun menjawab saat Baginda Nabiyullah bertanya ada yang tahukah kemana Sya'ban sehingga terlambat shalat..?
Usai shalat Rasulullah bersama sahabat langsung menuju rumah Sya'ban yang jaraknya lebih dari tiga kilometer untuk menanyakan kondisinya. Rasulullah bersama sahabat kagum kepada Sya'ban yang selalu berjalan kaki pergi ke masjid untuk shalat berjamaah.
"Istri Sya'ban mengatakan bahwa suaminya telah meninggal dunia dan sudah selesai dikuburkan. Dan saat itu istri Sya'ban mengaku sebelum menghembuskan nafas terakhir, suaminya mengatakan "seandainya lebih jauh, seandainya baru, dan seandainya semuanya," ujar arif.
Rasulullah menjelaskan, seandainya lebih jauh maksudnya, setelah melihat betapa besanya pahala kebaikan berjalan kaki menuju masjid, Sya'ban menyesal jarak tiga kilo meter itu masih kurang panjang atau kurang jauh maka akan lebih besar pahala yang akan didapatkan.
Seandainya baru maksudnya, saat berangkat shalat subuh Sya'ban bertemu seseorang yang sedang kedinginan di tengah jalan, ia langsung menyerahkan baju lapisan luar yang dipakainya.
Melihat balasan Allah Azza waJallah yang diterimanya atas kebaikan memberi baju bekas tersebut, Sya'ban menyesal tidak memberi baju yang baru, seandainya baru maka pahala kebaikan akan lebih besar lagi aia dapatkan.
Dan seandainya semua, maksudnya adalah saat Sya'ban sedang sarapan datanglah seorang peminta-minta, roti dan susu yang akan dimakannya dibagi dua dengan orang asing tersebut.
Saat sakaratul maut, Sya'ban diperlihatkan betapa besar pahala kebaikan yang Allah berikan sebagai balasanya karena telah memberi makanan dan minum kepada sesama. Sehingga Sya'ban menyesal seandainya roti dan susu diserahkan semua kepada pengemis, betapa tambah besar pahala yang yang akan didapat.
"Kisah Sya'ban ini hendaknya menjadi semangat kita semua untuk bisa mencontoh dalam kehidupan kita sehari-hari," ajar Arif.
Selesai menyerahkan bantuan paket sembako secara simbolis, rombongan melanjutkan kegiatan rikhlah ke Pantai Takisung dengan sejumlah lomba dan game yang diikuti peserta, khususnya AM3.
Pengurus Al-Muhajirin safari dakwah dari masjid ke masjid
Selasa, 16 November 2021 11:06 WIB