Banjarmasin (ANTARA) - Ustadz Yusuf Mansur mendukung upaya restorasi mangrove rambai untuk pelestarian satwa bekantan yang jadi maskot Provinsi Kalimantan Selatan.
"Melestarikan hutan rambai berarti melestarikan bekantan serta kehidupan liar lainnya. Mari kita dukung upaya mulia ini," kata Ustadz Yusuf Mansur di Stasiun Riset Bekantan, Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Kamis.
Kehadiran Ustadz Mansur disambut kawanan bekantan dari kelompok Alpha yang bertengger di pohon rambai pinggiran sungai.
Kejadian ini langka karena walaupun didekati kawanan bekantan tidak menjauh, mereka bercengkrama layaknya sebuah keluarga.
"Masya Allah luar biasa, saya bisa melihat langsung satwa ciptaan Allah yang eksotik ikon Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh mempesona. Saya merasa beruntung bisa melihatnya," ucap pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran dan Pengajian Wisata Hati itu.
Pada kesempatan itu, Ustadz Mansur juga menanam bibit pohon rambai di area restorasi mangrove rambai di Pulau Curiak yang dikelola Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).
Dia mendoakan SBI yang telah bekerja keras melestarikan bekantan agar mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT untuk mengantar ke surga-Nya.
Sementara pendiri SBI Amalia Rezeki mengaku bersyukur dikunjungi Ustadz Yusuf Mansur. Apalagi sang dai mengajak semua mendoakan agar upaya mulia menyelamatkan bekantan dan alam selalu dalam lindungan dan berkah Allah SWT.
Amel menjelaskan mangrove rambai dipilih untuk memulihkan habitat bekantan dan ekosistem lahan basah kawasan Pulau Curiak karena pohon itu merupakan pendukung aktivitas bekantan dan pucuk daunnya merupakan sumber makanannya.
Termasuk pula melestarikan ekosistem sungai yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sehingga berfungsi dalam mitigasi bencana iklim akibat pemanasan global.
"Karena hutan mangrove mampu menyerap karbon empat kali lipat lebih banyak, daripada hutan tropis lainnya," jelas kandidat doktor bekantan dari Universitas Lambung Mangkurat itu.