"Ya, mulai hari ini (17/8) asap tipis terlihat menyelimuti kota kita. Akan dilihat satu atau dua hari ini kalau terus menebal akan dilakukan pengukuran kualitas udara," ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin Hamdi, di Balaikota, Senin.
Hamdi menyatakan, bahwa asap yang datang ini diyakini akibat terjadinya kebakaran hutan, sehingga dia memperingatkan masyarakat untuk menggunakan masker, meski di dalam rumah.
Menurut dia, udara di Banjarmasin mulai tercium kurang mengenakkan dengan adanya asap menyerbu kota ini, ditambah kandungan debu akibat musim kemarau.
"Jadi kondisi udara saat ini memang kurang baik bagi kesehatan. Jika banyak dihirupnya, sangat rentan menimbulkan penyakit ispa atau gangguan saluran pernapasan," tuturnya.
Hamdi mengatakan, keluhan masyarakat saat terjadinya musim kemarau ini memang banyak yang mengalami gangguan pernapasan, sehingga perlu kewaspadaan semua pihak, khususnya pemerintah untuk menanggulangi kebakaran hutan yang menjadi akibatnya.
"Banjarmasin memang sudah sangat minim memiliki wilayah hutan, tapi setiap tahun terus mendapat kiriman asap dari terbakarnya hutan daerah kabupaten tetangga, dan provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng)," ujarnya.
Dia mengungkapkan, titik api mulai terlihat banyak di wilayah hutan gambut dan hutan belantara, mesti ditanggulangi secepatnya agar tidak terjadi keparahan asap tebal yang menyelimuti provinsi ini sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
"Bencana asap tebal sebagaimana tahun lalu menyebabkan semua aktivitas terganggu, demikian juga mengancam kesehatan umat manusia," paparnya.