Kuta, (Antaranews Kalsel) - Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup RI, Fahrul Fatoni melepas ratusan tukik (anak penyu) di perairan Pantai Kuta, Bali, Kamis.
"Pelepasan tukik sebagai upaya melestarikan fauna langka yang terancam punah, sehingga populasinya dapat terus dipertahankan menjadi aset pariwisata yang penting," ujar Fahrul Fatoni usai pelepasan ratusan tukik ke perairan Pantai Kuta.
Ia menjelaskan, Dirjen LH bersama para wisatawan pada kesempatan itu melepas tujuh ekor penyu besar yang memiliki diameter cangkang lebih dari 80 cm dan 500 tukik dengan diameter cangkang kurang dari 15 cm.
Tukik yang dilepas tersebut dikembangbiakan kelompok peduli tukik di pantai yang selama ini selalu ramai dikunjungi wisatawan mancanegara dan domestik itu.
"Kami sengaja melepas beberapa ekor penyu besar agar nantinya bisa bertelur dan menetaskan tukik sebagai keberlangsungan kehodipan populasi fauna yang memiliki nama latin 'Chelonia mydas' itu," kata dia.
Kaitannya dengan pelepasan tukik di perairan Pantai Kuta yang juga melibatkan desa adat, pihaknya sangat mengapresiasi keberadaan kelompok peduli tukik dan beberapa kalangan pemilik hotel yang gencar melakukan pelestarian dan pengembangbiakan fauna dilindungi itu.
Ia mengatakan, pengelola hotel sangat membantu upaya pelestarian tukik dengan melibatkan wisatawan domestik maupun mancanegara untuk melakukan pelepasan tukik ke laut.
"Mudah mudahan gerakan konservasi hewan langka berupa penyu ini bisa mempertahankan populasi penyu khususnya di sepanjang Pantai Kuta sebagai daya tarik wisatawan yang sangat penting," ujarnya.
Ia menjelaskan, dulunya di daerah Kuta dan sekitarnya, telur dan daging tukik banyak diburu dan diperjualbelikan sebagai bahan baku makanan dan pangan untuk wisatawan sehingga populasinya kini hampir punah.
"Tetapi sekarang, pemilik hotel dan pengelola pariwisata serta wisatawan berupaya melakukan pelepasan tukik untuk menyadarkan masyarakat tidak mengambil telur dan memburu penyu untuk alasan apapun.
Sementara itu, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementrian Lingkungan Hidup RI mencatat rata rata dalam setahun 3000 ekor tukik diselundupkan ke luar negeri.
"Tercatat 200 kasus penyelundupan tukik atau penyu dewasa setiap tahun , namun untuk tahun ini belum ada data pasti, tetapi kami terus berupaya agar jumlah tukik yang menjadi korban terus menurun tiap tahunnya," demikian Fahrul Fatoni./e