Banjarmasin (ANTARA) - Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional Indonesia atau Indonesian National Shipowners Association (INSA) meminta pengawasan berat muatan truk di kapal diperketat untuk menjamin keselamatan pelayaran.
"Karena akibat muatan yang melebihi dari diizinkan ini, berpotensi menyebabkan kecelakaan di laut," kata Ketua DPC INSA Banjarmasin Moch Nurdin, Senin.
Dia berharap insiden terceburnya truk Fuso membawa besi bekas rongsokan saat naik ke KM Kirana IX di dermaga Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada Sabtu (11/9) lalu tidak lagi terulang.
Karena kuat dugaan truk kelebihan muatan hingga sulit dikendalikan ketika naik menuju kapal. Akibatnya pun fatal, dua orang dari sembilan penumpang truk tewas tenggelam.
Adapun sarana timbangan di pelabuhan yang harusnya jadi filter bisa lebih dimaksimalkan lagi untuk memantau berat muatan truk sebelum naik ke atas kapal.
Ditegaskan Nurdin, masalah stabilitas kapal sangat penting untuk menghindari kecelakaan agar kapal tidak terbalik.
Diakuinya, berdasarkan muatan yang masuk, dari pihak pemilik kapal tidak bisa memantau. Namun hanya bisa melihat atau merasakan dari sisi gerak kapal ketika berlayar.
Dari sisi ekonomi, ungkap Nurdin, juga merugikan pemilik kapal. Misal, seharusnya bisa memuat 10 mobil dan kargo lebih banyak namun lantaran ada truk yang kelebihan muatan maka berat rendaman kapal lebih cepat terpenuhi.
Kemudian dari sisi keselamatan di pelabuhan, dia meminta ketinggian trotoar di dermaga ditambah sehingga ketika ada kendaraan berpotensi tercebur bisa tertahan beton pelindung tersebut.