Marabahan (ANTARA) - Tiga masjid di Kota Marabahan, Ibukota Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan, ditetapkan sebagai Masjid Ramah Anak (MRA). Ketiga masjid tersebut adalah, Masjid Al-Istiqamah, Masjid Agung Al-Anwar, dan Masjid Nurul Anwar.
Bupati Batola Hj Noormiliyani AS telah meresmikan ketiga Masjid Ramah Anak tersebut dipusatkan di Masjid Al-Istiqamah Marabahan, Rabu (23/6) tersebut ditandai pengguntingan untaian melati dilanjutkan peninjauan sarana kegiatan dan belajar anak.
Acara peresmian diawali penampilan dari para santriwan santriwati Rumah Singgah Anak Muslim Muslimah Yayasan Bunga Karamunting Batola dilanjutkan pembacaan ayat suci dari santriwati rumah singgah, Nisrina Nurfitria Azzahra.
Bupati Batola Hj Noormiliyani AS mengatakan, atas nama pemerintah dan masyarakat sekaligus mewakili orangtua dan pribadi sangat menyambut baik serta memberi apresiasi tinggi dengan diresmikannya MRA yang merupakan salah satu sarana fasilitas sekaligus memberi ruang pemenuhan hak-hak anak.
Bupati yang dikenal sangat peduli terhadap anak ini mengutarakan, Pemkab Batola telah berkomitmen menjadikan Batola sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) yang ditandai disetujuinya Raperda Kabupaten Layak Anak.
Dengan telah disetujuinya Raperda Kabupaten Layak Anak, sebut mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu, berarti Batola telah memberi jaminan dan pemenuhan hak-hak dasar anak sekaligus untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perlindungan dan pemberdayaan kepada anak.
Pada bagian lain, isteri anggota DPRD Provinsi Kalsel H Hasanuddin Murad itu mengajak, semua masyarakat untuk mendekatkan anak dengan ekosistem masjid.
Hal ini penting, jelas dia, untuk mencegah anak-anak lebih menyatu terhadap masjid serta menjauhkan mereka dari arus perubahan zaman seperti asyik bermain HP, game online, sibuk bersosmed, menonton TV dan kegiatan lainnya yang bisa membuat mereka lupa waktu.
Bupati perempuan pertama di Kalsel itu mengatakan, dengan kedekatan anak terhadap lingkungan masjid dapat berpengaruh membangun dan menciptakan sumber daya manusia yang berkarakter, beriman dan bertakwa, memiliki keunggulan dan daya saing serta selalu bersemangat dalam upaya melakukan hal-hal positif yang membawa pada perubahan ke arah lebih baik.
Untuk menjadikan masjid ramah anak, terang Noormiliyani, masjid harus dilengkapi berbagai sarana seperti arena bermain, ruang baca, ruang belajar atau mengaji dan lainnya.
Sementara pembinaan orangtua saat di rumah, ungkap dia, harus menanamkan adap-adap saat berada di mesjid di samping di mesjid juga hendaknya menerapkan manajemen shaf diantara orang dewasa agar bisa mengawasi dan mendisiplinkan anak.
Terpisah, Sekdakab Batola H Zulkipli Yadi Noor selaku Ketua Gugus Tugas KLA Batola berharap, dengan adanya Masjid Ramah Anak ini dapat menumbuhkembangkan kecintaan anak serta mendekatkan mereka ke masjid.
Dengan demikian, papar dia, masjid akan senantiasa selalu penuh baik dari jemaah telah tua, muda, bahkan anak-anak.
Bukan saja pada saat menjalankan peribadatan shalat, sambung dia, namun juga kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
"Mengingat di zaman Nabi Muhammad SAW, berbagai aktivitas kegiatan justru dilaksanakan di masjid,"terangnya.
Oleh karena itu, lanjut mantan Kepala Bappelitbang Batola itu, ketika APSAI meminta Masjid Al-Istiqamah sebagai salah satu MRA, maka dirinya pun langsung menyetujui atas pertimbangan, agar anak-anak sejak dini sudah menyatu dan mencintai masjid.
Di lain pihak, Zulkipli menyatakan, untuk menunjang MRA tentunya membutuhkan kondisi yang memadai baik ketersediaan sarana prasarana maupun hal-hal lainnya yang mendukung.
Untuk itu, selaku Ketua Badan Pengelola Masjid dirinya mengharapkan dukungan semua pihak.
Sebelumnya, Kepala BPPKBP3A Batola Hj Harliani mengatakan, keberadaan MRA merupakan salah satu proram dari Gugus Tugas KLA Batola menuju KLA.
Dia menyatakan, program MRA bertujuaan untuk mendekatkan tempat ibadah umat Islam bagi generasi muda yang dimulai dari anak-anak.
Oleh karena itu, sebutnya, sejak dini anak-anak sebagai generasi penerus dibuat suatu program agar lebih dekat kepada ekosistem masjid melalui program MRA dengan pola yang diterapkan mendesain mesjid aagar ramah anak, menyiapkan fasilitas bermain, perpustakaan, ruang laktasi, menyediakan minuman gratis bagi anak, menyediakan shaf khusus bagi laki-laki maupun wanita dan sarana edukatif lainnya.
Melalui metode itu, sebut wanita ramah ini, diharapkan anak-anak menjadi betah dan suka ke masjid serta mengikuti semua kegiatan yang tersedia sembari menimba ilmu dan menerapkan ibadah baik mengaji, shalat berjemaah, maupun penanaman keimanan dan ketauhidan di samping tetap memperdulikan dan memperhatikan hak-hak mereka.
“Kami berharap dengan diresmikannya tiga masjid ini, maka MRA di Batola akan terus bertambah dan diikuti oleh masjid-masjid lainnya,” harap Harliani.
Peresmian Masjid Ramah Anak di Batola dihadiri para anggota Forkopimda, Ketua Dewan Masjid H Asrul Azwad, Ketua MUI Batola KH Ahmad Jiansi Majedi, Ketua APSAI yang juga Pincab Bank Kalsel Marabahan Akhmad Fauzi.
Selsin itu, juga hadir Ketua TP-PKK Hj Saraswati Dwi Putranti Rahmadian Noor, Ketua DWP Hj Herwina Rezeki Zulkipli Yadi Noor, Kepala DPPKBP3A Hj Harliani dan para pimpinan SKPD lainnya, Camat Marabahan Eko Purnama Sakti dan isteri, para pengurus mesjid, Forum Anak Daerah Batola dan undangan.
Bupati tetapkan tiga masjid di Batola sebagai masjid ramah anak
Rabu, 23 Juni 2021 18:55 WIB
Mengingat di zaman Nabi Muhammad SAW, berbagai aktivitas kegiatan justru dilaksanakan di masjid,