Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Polda Kalimantan Selatan, Inspektur Jenderal Polisi Rikwanto, meminta masyarakat jangan takut melapor ke polisi jika ada preman dan premanisme, sehingga pelakunya dapat segera ditindak.
"Tindakan premanisme apapun bentuknya baik pungutan liar, parkir liar dan lainnya tidak boleh dibiarkan. Tentu diharapkan ada peran serta masyarakat yang memberikan informasi ke polisi jika mengetahui atau justru menjadi korbannya," kata dia, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat.
Sedangkan bagi anggotanya, Rikwanto menginstruksikan agar upaya pemberantasan aksi preman dapat lebih digencarkan lagi. Ini menindaklanjuti perintah Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Listyo Prabowo setelah Presiden Joko Widodo menelpon dia terkait keluhan sopir kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok yang kerap jadi korban pungli.
"Prinsipnya praktik premanisme tidak boleh berkembang. Sedikit saja muncul langsung ditindak tegas, harus ada efek jera," ucap Rikwanto.
Ia pun tak mau mendengar adanya keluhan masyarakat yang menjadi korban ulah preman. Jika itu sampai terjadi, maka petugas yang bertanggung jawab di wilayah hukumnya justru bakal ditindak secara internal.
Untuk itulah, mulai saat ini razia preman ditingkatkan baik secara terbuka maupun operasi tertutup. Jika terbukti ada pidana dengan alat bukti yang cukup, maka pelaku harus diproses hukum.
Di sisi lain, upaya preventif juga dia katakan harus pula dikedepankan. Misalnya fungsi Bhabinkamtibmas yang membina warga agar praktik premanisme tidak sampai muncul.