Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mencanangkan sebanyak 16 sekolah penggerak, yakni, tiga tingkat TK, sepuluh tingkat SD dan tiga tingkat SMP pada tahun 2021.
Pencanangan sebanyak 16 sekolah penggerak di Kota Banjarmasin tersebut saat peringatan Hari Pendidikkan Nasional (Hardiknas) tahun 2021 yang diselenggarakan pemerintah kota setempat di Balaikota, Senin.
Pejabat Wali Kota Banjarmasin Akhmad Fydayeen didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Totok Agus Daryanto menerapkan 16 sekolah penggerak se-Kota Banjarmasin dengan menyerahkan Surat Keputusan (SK) penetapan itu.
Menurut Kabid Bina SD Disdik Banjarmasin Nuryadi, di Banjarmasin, Senin, ini program Kementerian Pendidikkan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tentang sekolah penggerak tersebut.
Program Kemendikbud ini, ujarnya, diikuti banyak sekolah di Kota Banjarmasin, baik tingkat TK, SD dan SMP, baik negeri maupun swasta.
"Setelah kita seleksi, munculah 16 sekolah yang terpilih itu, yakni, tiga tingkat TK, sepuluh tingkat SD dan tiga tingkat SMP," ungkap Nuryadi.
Untuk lebih resminya pencanangan sebanyak 16 sekolah penggerak ini, pemerintah kota pun pada peringatan Hardiknas yang jatuh setiap 2 Mei, namun diperingati sehari setelahnya oleh pemerintah kota di Balaikota, menetapkan dan menyerahkan SK bagi 16 sekolah tersebut.
Menurut Nuryadi, sebagaimana keterangan dari Kemendikbud-Ristek, program sekolah penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
Program sekolah penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Program sekolah penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.