Para pemuda dari FKH tersebut dalam penamaman dibantu oleh penggiat lingkungan yang ada di Kalimantan Selatan, karena penanaman dilakukan setelah adanya kegiatan pembinaan kemitraan antara pemerintah, perguruan tinggi, dan komunitas yang diselenggarakan Balai Wilayah Sungai (BWS) III Kalimantan.
Penamaman pohon aren tersebut dimulai di kawasan wisata Loksado, seperti sekitar resort Alam Roh dan pinggiran jalan raya di sekitar tersebut.
Kemudian penaman dilanjutkan ke kawasan resapan air Bendungan Pipitak Jaya, Piani tapin, dalam pengembangan enau di kawasan tersebut dibantu oleh damang atau tetuha adat setempat, Bapak Pambalum. Ketua FKH Kalsel, Mohammad Ary menyebutkan pengembangan pohon aren di berbagai kawasan Kalsel untuk mengembalikan hutan aren mengingat belakangan pohon aren kian langka saja.
Padahal pohon aren memiliki segudang manfaat yang bisa mensejahterakan masyarakat, dan bisa menjadi mata pencarian dikemudian hari.
Aren selain menghasilkan gula merah dan gula semut, juga bisa menghasilkan minuman nira, cuka lahang, juruh, bahkan bisa menjadi tuak.
Batang arena juga banyak manfaat, bisa dibuat kayu lantai rumah, ijuk bisa dibuat sapu dan tali ejok, ada lumuh untuk penambal perahu bocor, lidi, dan humbut untuk sayuran.
Selain tanaman aren yang ditanam juga ada tanaman lainnya, seperti kayu manis, sintok, binjai, durian dan beberapa jenis lagi.