Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan peningkatan produksi beras pada tahun 2020 yang naik tipis 0,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya disebut bukti strategi dan kebijakan bidang pertanian yang diterapkan oleh pemerintah berhasil dijalankan.
Suwandi dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan pencapaian peningkatan produksi beras tahun 2020 merupakan hasil yang diperoleh dari strategi dan kebijakan yang dijalankan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam mewujudkan komitmen membangun ketahanan pangan nasional.
Menurutnya, upaya Kementerian Pertanian dalam menyediakan ketersediaan stok pangan utamanya produksi beras terbukti memberi hasil yang menggembirakan. Beberapa strategi dan kebijakan yang diterapkan antara lain mekanisasi pertanian modern untuk mempercepat proses olah tanah, tanam, serta panen, penggunaan bibit unggul dan pupuk berkualitas, asuransi pertanian serta program perluasan areal tanam baru.
Baca juga: Kementan siapkan tiga agenda pemulihan pertanian Kalsel pascabanjir
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data produksi padi pada 2020 sebesar 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG) yang mengalami kenaikan sebanyak 45,17 ribu ton atau 0,08 persen dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 21,46 ribu ton atau meningkat 0,07 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 31,31 juta ton.
Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan sebaran daerah sentra produksi beras masih dominan di beberapa provinsi di Jawa seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. BPS mencatat kinerja produksi padi relatif terjaga sepanjang 2020 ini. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah variasi produksi antar provinsi dan kabupaten/kota.
Suhariyanto menyebutkan potensi produksi periode Januari–April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 3,08 juta ton (26,84 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada subround yang sama tahun lalu sebesar 11,46 juta ton.
Adapun potensi luas panen padi pada subround Januari–April 2021 tersebut mencapai 4,86 juta hektar atau mengalami kenaikan sekitar 1,02 juta hektar (26,53 persen) dibandingkan subround Januari– April 2020 yang sebesar 3,84 juta hektare.
Baca juga: Kementan berikan rekomendasi peremajaan sawit
“Potensi Februari sampai April bisa berubah, namun potensi ini perlu diamati supaya kita bisa membuat perencanaan yang lebih baik. Setiap bulan akan kami update,” katanya.
BPS juga mencatat terjadi penurunan luas lahan panen padi sebesar 0,19 persen atau 0,02 juta hektare dari 10,68 juta pada 2019 menjadi 10,66 juta hektare pada 2020.
Terkait penurunan luas panen ini Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengungkapkan ada beberapa faktor pemicunya seperti alih fungsi lahan maupun perubahan preferensi komoditas.
Namun demikian, menurut Suwandi produksi yang naik membuktikan bahwa upaya peningkatan produktivitas membuahkan hasil. “Bisa lewat perbaikan agroinput, mekanisasi dan penanganan pascapanen yang mampu menekan losses,” katanya.
Suwandi berharap pada 2021 terdapat berbagai terobosan, peningkatan produktivitas dan memajukan pertanian dengan penerapan teknologi benih, alat mesin pertanian, dan manajemen korporasi. Dia menyebut beberapa program telah berjalan pada 2021 ini seperti korporasi petani, perluasan areal tanam baru, kostraling serta food estate. “Semua bermuara di satu tujuan untuk meingkatkan produksi tanaman pangan serta mensejahterakan petani,” ujar Suwandi.