Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan mengungkapkan, usaha tanaman padi sawah di provinsi tersebut lebih menguntungkan dibanding padi ladang.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel Dyan Pramono Effendi mengungkapkan itu berdasarkan hasil Sensus Pertanian tahun 2013 (ST2013) di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut, di Banjarmasin, Selasa.
Namun Kepala BPS Kalsel itu tidak mengungkap faktor-faktor pendukung atas tingkat profitabilitas usaha tanaman padi sawah dibandingkan dengan padi ladang.
Ia menjelaskan, perhitungan keuntungan atau profit itu berdasarkan total biaya dan nilai produksi dari usaha tanaman pangan tersebut per musim tanam dan per hektare (ha).
Berdasarkan perhitungan per musim tanam dan per ha tersebut, untuk padi sawah total biaya Rp9,77 juta dan nilai produksi Rp12,24 juta. Sementara padi ladang total biaya Rp7,44 juta dan nilai produksi Rp7,83 juta.
"Dari perhitungan tersebut berarti selisih antara total biaya dengan nilai produksi pada sawah sebesar Rp2,47 juta, sedangkan padi ladang hanya Rp0,39 juta," ungkapnya.
Kemudian perhitungan per musim tanam dan per ha, untuk jagung total biaya Rp7,57 juta dan nilai produksi Rp10,82 juta. Kedelai total biaya Rp5,90 juta dan nilai produksi Rp7,91 juta.
Semua jenis tanaman pangan, yaitu padi sawah, padi ladang, jagung dan kedelai itu, selisih terbanyak antara total biaya dengan nilai produksi pada usaha tanaman jagung sebesar Rp3,25 juta.
Sedangkan selisih terkecil antara total biaya dan nilai produksi pada usaha tanaman padi ladang yaitu cuma Rp0,39 juta, kemudian kedelai sebesar Rp2,01 juta, demikian Dyan Pramono Effendy.
Kalsel dengan luas wilayah sekitar 37.000 kilometerpersegi dan terbagi 13 kabupaten/kota tersebut merupakan daerah agraris. Karena dari jumlah penduduk yang kini mencapai empat juta jiwa, sebagian besar mata pencaharia mereka bertani.