Jakarta (ANTARA) - Kandungan dalam daun pegagan (centella asiatica) dan asam hyaluronik sempat ramai dibicarakan dan menjadi dua jenis kandungan yang paling dicari dalam produk perawatan kulit atau skincare di sepanjang tahun 2019 hingga 2020.
Berbagai merek produk kecantikan baik lokal maupun global, berlomba-lomba mengeluarkan produk perawatan kulit yang memiliki dua bahan ini. Ulasan produk perawatan kulit yang memiliki dua kandungan ini juga kebanyakan bernada positif.
Namun, produk perawatan kulit masih terus mengalami perkembangan, dan kini terdapat salah satu bahan alami yang dikatakan akan menggantikan popularitas centella asiatica dan asam hyaluronik.
Adalah bakuchiol, salah satu bahan alami dalam perawatan kulit yang muncul di pertengahan 2020. Bahan ini digadang-gadang dapat menggantikan retinol--bahkan bakuchiol disebut memiliki khasiat lebih banyak.
Retinol yang merupakan turunan dari vitamin A, merupakan salah satu kandungan yang banyak terdapat dalam produk anti aging. Retinol berkhasiat untuk mempercepat regenerasi kulit hingga mengurangi garis-garis halus.
Namun tidak semua orang cocok dengan retinol. Bagi sejumlah orang, retinol dapat menimbulkan bercak kemerahan seperti iritasi, pengelupasan, dan tidak jarang menimbulkan jerawat yang meradang bagi pemilik kulit sensitif.
Oleh sebab itu banyak konsumen kemudian mencari pengganti retinol dan mencoba beralih ke bakuchiol yang disebut-sebut "lebih ramah pada kulit sensitif".
Bakuchiol vs retinol
Ditemukan terkandung dalam tanaman Psoralea corylifoli (babchi), bakuchiol adalah bahan yang sering digunakan untuk pengobatan tradisional sejak dahulu kala di Tiongkok.
Kendati sering disebut mirip dengan retinol, bakuchiol sama sekali tidak terkait dengan retinol pada tingkat kimiawi, tetapi memiliki manfaat serupa.
"Ini adalah pengganti retinol yang terbaik, bahan alami dalam bakuchiol sangat lembut sehingga aman bagi kulit sensitif," kata Ahli estetika berlisensi dan direktur pengembangan merek di InstaNatural, Heather Wilson, seperti dikutip dari MarieClaire.
Hanya saja bakuchiol lebih ramah di kulit karena tidak menyebabkan iritasi atau menjadikan kulit kering seperti retinol. Hal ini disebabkan karena bakuchiol adalah bahan alami, sehingga kandungannya tidak akan sekuat retinoid, yang merupakan versi retinol yang lebih kuat.
"Bakuchiol adalah fenol meroterpene, yang tidak terlihat seperti retinol dari sudut pandang struktur kimia, tetapi berfungsi serupa di kulit," ujar dokter kulit bersertifikat kata Sandy Skotnicki kepada Coveteur.
Skotnicki mengatakan pada dasarnya bakuchiol mengikat reseptor retinol di kulit dan memiliki efek yang mirip dengan retinol. Efek itu adalah meningkatkan produksi kolagen kulit, sehingga mengurangi munculnya garis-garis halus dan kerutan, hiperpigmentasi, dan bintik hitam — plus memberikan kilau pada kulit.
Bila retinol dipercaya dapat meningkatkan kepekaan terhadap sinar Matahari (akibat pergantian sel sehingga hanya dapat digunakan pada malam hari), tidak demikian halnya dengan bakuchiol.
Menurut ahli dermatologi bersertifikat Dr. Elyse Love, bakuchiol tidak akan menyebabkan kulit menjadi sensitif terhadap sinar Matahari, sehingga penggunanya dapat dengan aman menggunakan bakuchiol sebelum seharian beraktivitas di luar ruangan pada pagi hingga sore hari.
Hasil penelitian
Laman GQ melaporkan bahwa sebuah studi baru-baru ini dilakukan untuk melihat hasil yang didapat dari penggunaan retinol dan bakuchiol.
Studi ini dilakukan selama 12 minggu dengan melihat efek yang dihasilkan dari krim bakuchiol dengan tingkat kandungan 0,5 persen dengan krim retinol dengan kandungan yang sama yaitu 0,5 persen.
Waktu 12 minggu dibutuhkan karena itu adalah durasi minimum yang biasanya dibutuhkan untuk melihat hasil penggunaan dari produk perawatan kulit dengan kandungan anti-aging.
Dalam penelitian tersebut, bakuchiol dioleskan dua kali sehari sementara retinol dioleskan satu kali dalam sehari.
Menariknya, meskipun hasilnya relatif sama, peserta yang menggunakan bakuchiol memiliki reaksi yang jauh lebih sedikit terhadap bahan tersebut dibandingkan dengan mereka yang menggunakan retinol.
Banyak orang yang skeptis bahwa bakuchiol dapat memberikan efek drastis dan menyempurnakan warna kulit yang sama seperti retinol, tetapi ada bukti kuat bahwa bakuchiol tetap dapat memberikan efek tanpa menimbulkan iritasi.
Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa bakuchiol dapat digunakan oleh siapa saja yang ingin mendapatkan manfaat dari retinol namun tidak ingin mengalami efek sampingnya.
"Secara garis besar, bakuchiol bisa digunakan oleh siapa pun yang ingin memiliki kulit lebih halus lembut, dan mencegah penuaan dini," kata Dr. Heather Wilson.
Kendati aman untuk digunakan oleh berbagai jenis kulit, tidak ada salahnya untuk melakukan tes terlebih dahulu apakah kulit Anda akan memberikan reaksi yang berbeda dari orang kebanyakan.
Selain itu, meskipun aman dan memiliki kandungan yang lebih lembut, sama seperti produk perawatan kulit lainnya, bakuchiol akan memberikan efek atau hasil yang lebih mujarab bila digunakan bersamaan dengan bahan lain.
"Kemanjuran suatu produk ditentukan oleh jumlah bagian--bagiannya--tidak hanya pada penyertaan satu bahan," kata Wilson.
"Saat mencari bakuchiol dalam produk perawatan kulit, cari formula yang mengandung bahan lain untuk mendukung tujuan perawatan kulit Anda--seperti Vitamin C untuk mencerahkan atau asam hyaluronic untuk hidrasi."
Dengan kandungan dan penelitian bakuchiol, bukan tidak mungkin bahwa salah satu bahan alami perawatan kulit itu bakal menjadi bintang yang paling dicari para insan peduli kecantikan tahun ini, bahkan bagi pelaku industri ini setelah mengetahui manfaatnya.
Mengenal bakuchiol, calon bintang "skincare" 2021
Minggu, 3 Januari 2021 9:09 WIB