Batulicin, (Antaranews Kalsel) – Seluruh tenaga pendidik atau guru di Bumi Bersujud Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) diminta semaksimal mungkin untuk mampu menerapkan metode pembelajaran berdasarkan kurikulum tahun 2013 berbasis keterampilan (Skil).
Berbeda dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diimplementasikan pada tahun-tahun sebelumnya, kurikulum 2013 lebih menekankan kemampuan keterampilan terhadap para siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Menurut Bupati Tanbu Mardani H Maming, metode pembelajaran berbasis keterampilan itu harus bisa diterapkan oleh semua guru yang ada di Tanbu. Pasalnya metode baru tersebut tak lain sebagai upaya pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam rangka mengubah paradigma pendidikan yang selama ini dijalankan oleh tenaga pengajar dan diterima oleh peserta didik.
“Tujuan akhirnya sudah barang tentu untuk meningkatkan SDM siswa-siswi kitaâ€, ujar Mardani kemarin.
Untuk diketahui, penerapan Kurikulum 2013 didasarkan atas Peraturan Meteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor : 67/2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SD/MI, Permendikbud nomor : 68/2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMP/MTs, Permendikbud nomor : 69/2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA/MA, dan
Permendikbud nomor : 70/2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMK/MAK.
Realisasi kurikulum ini merupakan salah satu langkah konkrit pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang mana para siswa tidak hanya diharapkan mampu menggali potensi bakat kemampuanya dibidang tertentu saja namun juga menganalisa dan menyimpulkan setiap masalah pembelajaran yang dihadapi.
Secara terpisah Kepala Dinas Pendidikan Tanbu, Sartono melalui Kepala Bidang Sekolah Menengah Atas/Kejuruan, Abdul Zabir mengatakan ada lima target kemampuan siswa yang diharapkan muncul dari hasil penerapan kurikulum 2013.
Target kemampuan itu dikenal dengan istilah 5M yang terdiri atas kemempuan siswa untuk mengamati, menanyakan, menalar, menyajikan, dan mencoba setiap materi pelajaran yang diajarkan disekolah.
Penerapan kurikulum 2013, katanya juga didukung dengan buku pelajaran yang didistribuskikan langsung oleh pemerintah pusat melalui Kementrian Pendidikan Nasional. Dana pengadaan buku-buku tersebut akan diambil dari alokasi dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) masing-masing sekolah dan dan dibagikan secara gratis terhadap para siswa.
Sudah ada sekitar 70 Sekolah Dasar (SD) di Tanbu menerima buku pelajaran dari pemerintah pusat sebagai pedoman penerapan kurikulum 2013. Sedangkan buku pelajaran untuk tingkat sekolah SMP, SMA, dan Sederajat belum dikrim pemerintah pusat akibat adanya kendala dalam proses percetakan.
“Namun demikian, sekolah yang belum mendapat buku dari pemerintah pusat sudah diberikan file atau data materi pelajaran yang harus diterapkan di sekolah berdasarkan kurikulum 2013. Selanjutnya tinggal kreatifitas pihak sekolah sendiri untuk menggandakan materi pelajaran tersebut agar diterima masing-masing siswa sambil menunggu datangnya buku yang asli dari pemerintah pusat,†jelas Abdul Zabir. (Adv/Tanbu/ant)