Banjarmasin (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) yang juga membidangi pendidikan, H Ibrahim Noor berpendapat, keberadaan "guru siar" merupakan keniscayaan dalam sistem pembelajaran jarak jauh.
"Terlebih dalam keadaan masih pandemi COVID-19, maka sistem pembelajaran jarak jauh dengan sistem guru siar tampaknya menjadi keharusan," ujar wakil rakyat yang bergelar sarjana ekonomi itu menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin, Rabu.
"Apalagi kita tidak bisa memperkirakan kapan pandemi COVID-19 berakhir, maka untuk menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM), maka sistem pembelajaran jarak jauh dengan guru siarnya menjadi sebuah kebutuhan," lanjut anggota DPRD Kalsel dua periode itu.
Pendapat wakil rakyat dari Partai NasDem itu, sesudah Komisinya menyertai studi komparasi Balai Teknologi Komunikasi Informasi Kependidikan Kalsel ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beberapa waktu lalu.
"Kita menyaksikan keberadaan guru siar dalam menunjang sistem pembelajaran jarak jauh memang baik dalam suasana peserta didik belum bisa masuk sekolah," ujar laki-laki kelahiran 1948 berbintang Taurus itu.
Namun wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah itu tampak ragu, apakah provinsinya dapat menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh dengan guru siar secara menyelesaikan dan berkelanjutan.
Pasalnya untuk menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh dengan guru siarnya itu, selain memerlukan pendanaan yang relatif banyak, juga kesiapan sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kependidikan terhadap teknologi tergolong baru tersebut.
Sedangkan anggaran Kalsel sementara ini sangat terbatas, apalagi seiring merebaknya wabah virus Corona atau COVID-19, pendapatan asli daerah (PAD) tampak menurun, lanjut mantan anggota DPRD Tapin itu.
Oleh karena itu, bagaimana menyiasati dengan kondisi keuangan daerah seperti belakangan ini KBM tetap berjalan lancar dan dapat terlaksananya sistem pembelajaran jarak jauh dengan keberadaan guru siar yang mampuni, demikian Ibrahim Noor.