Banjarmasin (ANTARA) - Laki-laki berkumis tipis kelahiran 25 September 1957 itu bukan hal aneh atau mengherankan kalau senang lauk dari ikan, terutama ikan segar.
Pasalnya laki-laki berbintang Libra itu lahir di Rantau Bujur Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) merupakan kawasan perairan atau rawa monoton salah satu sentra produksi ikan air tawar di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Rantau Bujur berada jauh di pinggiran Amuntai (185 kilometer utara Banjarmasin), ibu kota HSU. Makanya untuk mudah atau gampang menyebut alamat asal biasanya cukup bilang dari Amuntai.
Haji Supian HK nama laki-laki yang tidak asing lagi di kalangan politikus ataupun pengusaha di "Bumi Perjuangan Pangeran" Antasari atau "Bumi Lambung Mangkurat" Kalsel itu karena yang bersangkutan kini Ketua DPRD provinsi tersebut.
Selain itu, laki-laki yang memasuki usia 63 tahun tersebut juga Ketua Harian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kalsel dibawah pimpinan (ketuanya) H Sahbirin Noor atau yang akrab dengan sapaan Paman Birin dan kini Gubernur setempat.
Keterkenalan "oner" (pemilik) Rumah Makan (RM) "Banua" tersebut sejak lama atau ketika yang bersangkutan aktif berbisnis kayu semasa masih jaya-jayanya pemegang hak pengusahaan hutan (HPH) hingga Tahun 1990-an.
Oleh karenanya, ada yang bercanda, bahwa singkatan HK pada nama Haji Supian tersebut dengan sebutan "Hasil Kayu", padahal itu nama ayah dia yaitu Haji Karim.
Hal lain yang mungkin menarik, oner rumah makan di Jalan Pamajatan - Pematang Kecamatan Gambut (sekitar 16 kilometer dari Banjarmasin) Kabupaten Banjar, Kalsel itu, juga seorang yang senang "berburu" kuliner khas daerah
Oleh sebab itu, setiap kali keluar provinsi, laki-laki bergelar sarjana hukum dan magister hukum, serta mendapat gelar doktor kehormatan tersebut menanyakan kuliner khas daerah setempat.
Misalnya kalau bepergian ke Jawa Barat (Jabar) dan Manado Sulawesi Utara (Sulut), anggota DPRD Kalsel dua periode itu menanyakan kuliner khas daerah tersebut.
Lain halnya dengan masakan Padang khas Sumatera Barat (Sumbar) banyak terdapat di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" atau "Bumi Lambung Mangkurat" Kalsel sehingga kalau bepergian ke "Ranah Minang" tidak perlu mencari-cari kuliner khas daerah tersebut.
Pasalnya Rumah Makan Padang dengan masakan khas daerah itu pula di seantero Nusantara Indonesia, seperti di Kalsel dan Kalimantan Tengah (Kalteng) hingga ke pedalaman, bahkan sampai mancanagera seperti Mekkah - Madinah Arab Saudi.
Sementara ciri khas rumah makan yang dikelola keluarga H Supian HK tersebut selalu menyediakan kuliner khas daerah Banjar Kalsel dengan aneka ragam masakan, baik berupa lauk pauk maupun penganan lain (termasuk jenis kue-kuean).
Sebagai salah satu contoh kekhasan rumah makan yang keluarganya kelola tersebut, kalau jamuan besar atau tamu-tamu kehormatan/luar daerah Kalsel, mereka selalu menyuguhkan menu burung belibis serta daging "minjangan" (rusa).
Belibis termasuk keluarga unggas seperti bebek yang pada umumnya hidup di alam bebas kawasan rawa, yang kini mulai tergolong langka. Tetapi sudah ada warga Alabio (Halabio) HSU yang bisa menangkarkan jenis satwa yang dagingnya itu lebih terasa enak daripada bebek.
Begitu pula minjangan, termasuk langka yang mendapatkan perlindungan dari perburuan. Namun rumah makan di Jalan Pamajatan - Pematang Gambut tersebut memelihara sendiri sehingga kapanpun kalau mereka butuhkan untuk jamua besar/kehormatan, bisa langsung menyembelihnya.
Selain itu, suguhan rumah makan yang belum berusia sepuluh tahun tersebut berupa "udang galah" yang kehidupannya di air tawar atau sungai-sungai, dan banyak terdapat di Kalimantan seperti Kalsel.
Udang galah dengan ciri khasnya mempunyai cangkang jepit panjang, serta postor badan besar atau dengan berat mencapai dua ons per ekor, juga merupakan incaran tamu yang datang ke rumah makan di Banjarmasin atau Kalsel.
Masih banyak lagi makanan dan lauk pauk khas daerah Banjar Kalsel yang umumnya menjadi suguhan jamuan tamu kehormatan, kini juga terdapat pada sejumlah rumah makan di "kota seribu sungai" Banjarmasin atau seantero provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut.
"Pemburu" kuliner khas daerah
Minggu, 28 Juni 2020 7:53 WIB