New York (ANTARA) - Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena bukti lonjakan kasus virus corona di beberapa negara bagian AS dan di Beijing mengirim investor beralih ke aset-aset safe-haven.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,140 persen menjadi 97,121 dan lebih kuat terhadap euro sebesar 0,25 persen menjadi 1,124 dolar.
Terhadap mata uang safe-haven tradisional lainnya, dolar melemah 0,28 persen terhadap yen Jepang dan turun 0,23 persen terhadap france Swiss.
"Tingkat penghindaran risiko yang beragam, sebagian besar didorong oleh lonjakan kasus virus di beberapa negara bagian AS dan di Beijing, telah mendorong beberapa pembelian mata uang aman dolar," tulis analis di Action Economics.
Pada Rabu (17/6/2020), sejumlah kasus dilaporkan di Oklahoma. Florida melaporkan lebih dari 2.600 kasus baru dan Arizona lebih dari 1.800 - peningkatan harian tertinggi kedua di kedua negara bagian. Sehari sebelumnya, enam negara bagian melaporkan peningkatan rekor dalam kasus-kasus, termasuk Texas, Nevada dan Oregon.
Baca juga: Dolar AS di kisaran paruh bawah 107 yen awal perdagangan di Tokyo
Sebelumnya Rabu (17/6/2020), Beijing membatalkan sejumlah penerbangan, menutup sekolah-sekolah dan memblokir beberapa lingkungan karena meningkatkan upaya untuk menahan wabah virus corona yang telah memicu kekhawatiran penularan yang lebih luas.
Keuntungan dalam dolar dibatasi oleh beberapa sentimen bullish setelah Ketua Federal Reserve Jay Powell dalam sambutannya di hadapan anggota parlemen AS berbicara antusias untuk bantuan pemerintah lebih lanjut buat meningkatkan ekonomi domestik.
"Kami di The Fed perlu menjaga kaki kami tetap di atas gas sampai kami benar-benar yakin kami telah melalui ini, dan itulah niat kami, dan saya pikir Anda mungkin menemukan bahwa ada lebih banyak untuk Anda lakukan juga," kata Powell dalam kesaksian melalui tautan video ke Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS.
Baca juga: Dolar jatuh, pengumuman obligasi korporasi Fed memicu pengambilan risiko
Indeks dolar telah pulih dari level terendah tiga bulan minggu lalu, tetapi prospek mata uang terlihat lemah karena data ekonomi AS mulai pulih dan indeks saham telah melonjak.
"Prospek dolar secara luas tetap negatif karena investor mengurangi beberapa taruhan lindung nilai risiko ekstrem di pasar, beberapa di antaranya membeli dolar," kata Ilan Solot, ahli strategi pasar mata uang di Brown Brothers Harriman.