Oleh Syamsuddin Hasan
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ustadzah Retno Sukmaningrum menegaskan bahwa kaum kapitalis memosisikan perempuan secara hina, terpuruk, dan rendahan.
"Agar kaum Muslimah (perempuan Muslim) keluar dari keterpurukan dan kehinaan itu, maka caranya dengan belajar dan memahami ajaran Islam secara kaffah (sempurna)," katanya sebagaimana dikutip Humas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Banjarmasin, Nur Hikmah, Selasa.
Ajakan itu, katanya, disampaikan petinggi DPP Muslimah HTI itu dalam Kongres Ibu Nusantara dalam memaknai peringatan ke-85 Hari Ibu tahun 2013, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Mari berjuang bersama-sama dengan kaum Muslim lain untuk mengembalikan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah," katanya dalam kongres di Banjarmasin pada 22 Desember lalu.
Menurut Ustadzah Retno, para ibu saat ini jauh dari kondisi yang mulia sebagaimana digambarkan Rasulullah saw bahwa surga di bawah telapak di kaki ibu.
"Kini, masih ada para ibu yang sekarang mengais-ngais di tempat sampah untuk mencari makan, menghinakan dirinya, jauh dari keluarga dan suami untuk meraih penghasilan. Namun, apa yang mereka peroleh? Bukan kemuliaan yang didapatkan, justru mereka mendapatkan siksaan, tidak mendapatkan gaji, bahkan nyawapun sampai hilang," tuturnya.
Ia menilai kondisi tersebut sebagai akibat penerapan sistem kapitalis - sekuler yang memandang perempuan hanya sebagai objek dan komoditas.
"Dalam sistem tersebut, perempuan memang dinilai dengan harga sangat rendah dan terhina. Perempuan diperlakukan tak lebih dari benda/komoditas yang diperalat untuk memutar mesin industri kapitalis baik sebagai faktor produksi maupun sebagai objek pasar bagi produk yang dihasilkan," katanya.
Berbeda dengan kapitalisme, Islam datang benar-benar untuk memuliakan dan memberdayakan kaum perempuan secara hakiki. "Sesungguhnya Islam telah menetapkan peran utama kaum perempuan sebagai penjaga generasi, yakni sebagai ibu dan manajer rumah tangga," tambahnya.
Peran kaum ibu tersebut sangat strategis dan politis bagi sebuah bangsa atau umat. Untuk itu, Allah SWT menetapkan berbagai aturan yang menjaga kaum perempuan dan menjaga kehormatan mereka.
"Oleh sebab itu, bagi kita bagaimana agar posisi strategis kaum perempuan tersebut bisa berjalan sebagaimana seharusnya," demikian Retno Sukmaningrum.