Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan almarhum KH Salahuddin "Gus Holah" Wahid adalah seorang ulama dan cendekiawan yang negarawan.
"Beliau dalam banyak hal selalu tampak lebih mengedepankan kepentingan umat dan bangsanya," katanya saat dihubungi dari Jakarta, Senin.
Anwar Abbas yang juga Ketua PP Muhammadiyah itu mengatakan sosok Gus Sholah sangat risau dengan orang dan pihak-pihak yang belum memahami dengan baik soal Pancasila terutama dari kalangan umat Islam.
Baca juga: MPR RI berduka Gus Sholah meninggal dunia
Maka, kata dia, Gus Sholah sering menegaskan Pancasila itu tidak bertentangan dengan agama Islam malahan sangat berkaitan erat.
"Salah satu tugas dan kewajiban mulia yang harus dilakukan oleh umat Islam menurut Gus Sholah adalah mengisi, mempertahankan serta memperjuangkan Pancasila sebagai dasar negara karena dengan itu persatuan dan kesatuan bangsa akan bisa ditegakkan dan diwujudkan," katanya.
Gus Sholah, kata dia, dikenal pula sebagai pribadi yang cinta damai dan menghindari keributan.
Oleh karena itu, katanya, Gus Sholah sangat mendorong dan mendambakan tegaknya sikap bertoleransi yang tinggi di tengah masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca juga: Gus Sholah ulama lintas batas yang demokratis
Menurut dia, Gus Sholah sangat sadar bahwa untuk tegak dan terwujudnya kehidupan yang penuh toleransi tersebut jelas tidak mudah.
Dalam pandangan Gus Sholah hidup dengan sikap saling menghormati dan atau bertoleransi menjadi sesuatu yang sangat penting untuk terus digelorakan dan disosialisasikan di tengah kehidupan sampai kapanpun, demikian Anwar Abbas.
Gus Sholah ulama-cendekiawan yang negarawan
Senin, 3 Februari 2020 6:46 WIB