Oleh Ulul Maskuriah
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Asisten Deputi Gender Bidang Politik Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ahmad Darsono mengungkapkan arah pembangunan nasional saat ini cenderung "maskulin" karena minimnya anggota legislatif perempuan.
Menurut Ahmad, pada pembekalan bagi para calon anggota legislatif perempuan di Banjarmasin, Kamis, pembangunan "maskulin" maksudnya adalah, pembangunan nasional masih sangat sedikit yang memperhatikan kebutuhan pembangunan bagi kaum termarginalkan, seperti kauM difabel dan lainnya.
"Hingga kini kota atau daerah yang pembangunannya masuk kategori ramah terhadap anak, baru 10 persen dari total daerah secara nasional," katanya.
Selain itu, kata dia, juga masih sangat sedikit pembangunan yang menyentuh kebutuhan kaum lanjut usia, pembangunan infrastruktur belum memperhatikan anak-anak berkebutuhan khusus dan lainnya, karena sebagian besar anggota legislatif pusat dan daerah dikuasai oleh laki-laki.
Sehingga, undang-undang tentang Pemilu yang mensyaratkan 30 persen kuota perempuan, bertujuan agar ada sentuhan lain dalam pembangunan sehingga lebih merata dan memenuhi hajat hidup seluruh kalangan.
"Ketentuan kuota 30 persen perempuan tersebut, untuk memberikan sentuhan pembangunan yang lebih mengakomodir seluruh kalangan," katanya.
Sayangnya, kata dia, kondisi sumber daya manusia perempuan yang menjadi calon legislatif, belum sepenuhnya mampu mengakomodir harapan dan kebutuhan yang harus diperjuangkan tersebut.
Kehadiran perempuan di kursi legislatif dalam jumlah yang lebih besar, diharapkan akan mampu mempengaruhi keputusan dan kebijakan pembangunan, yang selama ini sebagian besar adalah keputusan yang "maskulin" mengabaikan hak-hak masyarakat.
"Insya Allah melalui pembekalan yang materinya dikemas untuk memberikan gambaran aspek kognitif dari para narasumber memberikan pengetahuan dan tambahan wawasan bagi para caleg," katanya.
Apalagi, pembekalan juga dilakukan secara psikomotorik, yaitu melalui diskusi kelompok dengan menuangkan gagasan yang ada di benak para calon, diharapkan akan mampu menjadi bekal berharga bagi pembangunan nasional ke depan.
Secara nasional, pembekalan telah dilakukan kepada sepuluh angkatan pada enam provinsi salah satunya di Kalsel.
"Daerah ini memiliki potensi cukup besar untuk mendorong perempuan dalam pembangunan dengan kultur Banjarnya yang cukup terbuka," katanya.
Pembangunan Nasional "Maskulin"
Kamis, 31 Oktober 2013 22:01 WIB