Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dispupr) Kota Banjarmasin Arifin Noor menyatakan, kapal sapu-sapu tetap menjadi teknologi modern yang digunakan untuk membersihkan sampah sungai.
"Sementara teknologi yang ada kan kapal sapu-sapu, moga Allah SWT memberikan inspirasi lagi kepada manusia untuk membuat kapal pembersih sungai yang efektif lagi," ujarnya saat di gedung dewan kota, Kamis.
Menurut dia, kapal sapu-sapu yang bisa bisa mengangkat langsung sampah yang hanyut di sungai masih tetap yang efektif sementara ini digunakan membersihkan sungai besar di daerah ini, yakni, sungai Martapura, sungai Barito dan sungai Alalak.
Dikatakan Arifin, tidak ada cara lain lagi untuk lebih cepat memungut sampah sungai selain kapal sapu-sapu yang bisa langsung menghalau, karena teknologi lain belum ditemukan.
"Dulukan pakai sampan, dikatakan terlalu lamban, dilengkapi mesin kemudian keluar kapal sapu-sapu, ternyata dianggap kurang efektif juga, pasti nanti ada teknologi baru lagi nantinya," papar Arifin.
Dikatakan dia, penyewaan kapal sapu-sapu ini berbagi dengan Balai Sungai, yakni, enam bulan pertama Balai Sungai, kemudian enam bulan akhirnya ditanggung pemerintah kota.
"Jadi Balai Sungai saja masih mempercayakan teknologi kapal sapu-sapu ini," tuturnya.
Dikatakan dia, bahwa perjuangan untuk memberikan sampah sungai ini sangat berat dilakukan, karena Banjarmasin di daerah bagian paling hilir sungai, utamanya sungai Martapura.
"Jadi sampah kiriman yang menjadi persoalan kita, karena kita dibagian paling hilir sungai," ujarnya.
Belum lagi, tuturnya, melakukan perbaikan dan pembersihan sungai-sungai kecil yang jumlahnya ratusan, ini menjadi tantangan yang luar biasa.
"Di daerah kita inikan ada sekitar 102 sungai aktif, harus dijaga semua ini, sebagian sungai di bawah bangun rumah warga lagi, tentunya mengatasi limbah rumah tangga ini juga tantangan besar," pungkasnya.
Banjarmasin masih manfaatkan kapal sapu-sapu bersihkan sungai
Jumat, 8 November 2019 8:42 WIB
Dulukan pakai sampan, dikatakan terlalu lamban, dilengkapi mesin kemudian keluar kapal sapu-sapu, ternyata dianggap kurang efektif juga, pasti nanti ada teknologi baru lagi nantinya