Banjarmasin (ANTARA) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berkomitmen untuk turut menyokong Kota Banjarmasin menuju "smart city" yang saat ini terus melakukan pembenahan dari berbagai aspek.
"Gelaran International/National Joint Seminar on Smart City Governance ini jadi salah satu wujud nyata dukungan penuh ULM terhadap progress Banjarmasin menuju Smart City," ucap Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat ULM Prof Dr Ir H Yudi Firmanul Arifin di Banjarmasin, Selasa.
Baca juga: CNG to turn Bandung into environmentally-friendly energy smart city
Prof Yudi memastikan, segala riset dan teknologi yang dihasilkan para akademisi ULM dapat mendorong terciptanya kualitas hidup masyarakat yang terus meningkat.
Karena menurut dia, konsep kota pintar bukan sekadar memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi (TI) untuk menghubungkan berbagai sumber daya yang ada dengan lebih efektif dan efisien, namun juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan. Misalnya bangunan hemat energi, rumah ramah lingkungan serta menggunakan sumber energi terbarukan.
Baca juga: Banjar prepares smart city masterplan to improve public service
"Jadi bagaimana kita memanfaatkan dan mengelola Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lainnya, sehingga warganya bisa hidup nyaman, aman dan berkelanjutan yang diatur dari tata kelola pemerintahan yang mampu mengakselerasikan segala potensi yang ada," tandas Prof Yudi mewakili Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi saat memberikan sambutan di acara seminar yang digelar di General Building Student Activity Center ULM itu.
Baca juga: Banjar siapkan masterplan Smart City
Sementara Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina mengaku sangat senang seminar yang dilaksanakan ULM dan Brawijaya itu lantaran sangat bermanfaat bagi Pemko Banjarmasin. Sebab, Banjarmasin salah satu kota di Indonesia yang masuk dalam 100 kota menuju smart city.
"Dalam susunan Dewan Smart City Banjarmasin, kami harapkan nantinya diisi oleh akademisi dan praktisi, sehingga bisa menjadi satu bentuk kolaborasi sebagai spirit bersama kota-kota di Indonesia," ujarnya.
Ibnu Sina mengungkapkan, spirit kota-kota di Indonesia hari ini bukan lagi berkompetisi tapi berkolaborasi. Dimana berlomba-lomba memberikan yang terbaik untuk maju bersama.
"Banjarmasin berada dalam posisi itu sekarang dengan kota-kota di Kalsel. Sebagai pintu gerbang, Banjarmasin yang tak punya sumber daya alam, namun dikelilingi kota-kota yang daerahnya kaya sumber daya alam. Sehingga jadi pusat ekonomi yang terus berbenah menjadi smart city dari segala aspek sesuai potensi yang dimiliki," paparnya.
Diakui Ibnu Sina juga, Banjarmasin sebagai kota layak huni nomor 7 di Indonesia pada tahun 2018 hasil survei indeks Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) dengan nilai kelayakan 65,1 persen.
Baca juga: Banjarmasin bangun plaza smart city
Tetapi banyak catatan, di antaranya komplain warga terkait transportasi yang masih menggunakan angkot. Mengatasinya, Pemkot Banjarmasin berupaya menyiapkan moda transportasi massal, dimana pada akhir tahun nanti dioperasionalkan 10 armada bus untuk mewujudkan smart transportasi tersebut.
Di sisi lain, Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Kalsel Siswansyah mengapresiasi kemajuan Banjarmasin dalam pengembangan smart city.
"Tentunya pencapaian Banjarmasin sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Banua. Melalui status smart city, Banjarmasin mampu mensejajarkan diri dengan kota besar lainnya di Indonesia," pungkasnya mewakili Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor.
Selain dihadiri para rektor universitas dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, acara yang digagas bersama ULM, Universitas Brawijaya Malang dan Pemko Banjarmasin tersebut, juga dihadiri para guru besar dari negara lain seperti Prof Samrit Yosomsakdi dari Burapha University Thailand, kemudian Dr Amrat Anantantorn dari Burpha University Thailand dan Prof Madya Dr Azizah dari Utara University Malaysia.
Baca juga: Tabalong collaborates with ITB to prepare smart city master plan