Banjar (ANTARA) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Mahydi Nuri, dan Ketua MUI Kecamatan Paramasan, Kabupaten Banjar, Syahwani,SH mengakui belakangan ini kian banyak saja warga pedalaman di Geunungan Meratus yang memeluk agama Islam.
"Alhamdulillah kian banyak saja warga Dayak pedalaman yang memperoleh hidayah dan memeluk agama Islam," kata mereka berdua, saat acara peringatan tahun baru Islam yang dipusatkan di Desa Paramasan Bawah, Kabupaten Banjar, Kamis (12/10).
Dalam acara tahun baru Islam tersebut, di Desa Paramasan Bawah digelar berbagai lomba untuk para mualaf diantaranya lomba azan, lomba membaca dua kalimah syahadat beserta artinya, serta lomba mengapa alasan masuk Islam.
Acara puncak dihadiri oleh yayasan Dangsanak yang diketuai oleh Prof Akhmad Fauzi Asri, MA, sebuah yayasan yang ikut membina warga mualaf di kawasan tersebut, serta dihadiri oleh Baznas Kalsel.
Menurut Ketua MUI Loksado ketertarikan warga pedalaman yang sebelumnya masih menganut kepercayaan kaharingan tersebut untuk masuk Islam karena banyak persamaan kegiatan.
Dalam Islam kan banyak kegiatan yang mengumpulkan orang banyak seperti pengajian, acara mauludan, acara haulan, acara membaca manakip, dan kegiatan aruhan lainnya.
Sementara kegiatan aruhan juga banyak dilakukan oleh warga pedalaman, sehingga mereka tertarik masuk Islam, kata Mahyudi Nuri.
Untuk pembinaan warga pedalaman tersebut MUI Loksado menerjukan 16 dai yang masuk kampung keluar kampung, melakukan pembinaan umat.
Sementara Ketua MUI Paramasan Bawah, Syahwani menyebutkan dalam tahun-tahun terakhir sebanyak 156 warga pedalaman yang masuk Islam, dan masih banyak yang akan menyusul.
Oleh karena itu, di desa Paramasan Bawah dilakukan pengajian rutin setiap minggu, yang dihadiri ratusan orang dan sebagian besar para mualaf tersebut.
Menurut Syahwani di kawasannya sekarang memang masih dominan non muslim seperti kepercayaan Haraingan, namun dalam perbandingan jumlah penduduk yang beragama Islam selisih sedikit saja atau seratusan orang dibandingkan dengan warga agama lain, yakni Kaharingan dan budha, dan Kristen.