Banjarmasin (ANTARA) - Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto menyatakan jika aplikasi "Bekantan" jadi bukti keseriusan Polda Kalsel dalam upaya mencegah sekaligus menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Dengan Bekantan ini masyarakat bisa setiap saat melaporkan atau menginformasi adanya titik api ke petugas, jadi sangat efektif," katanya di Banjarmasin, Kamis.
Hal itu disampaikan Ari Dono ketika meninjau Bekantan Command Center di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel. Menurut dia, aplikasi Bekantan harus bisa maksimal dimanfaatkan masyarakat di Kalimantan Selatan.
Untuk itu, dia meminta Kepolisian di daerah ini bisa gencar menyosialisasikannya.
Baca juga: Empat pelaku pembakaran lahan jadi tersangka
"Aplikasi ini juga sekaligus jadi edukasi agar masyarakat tidak membakar lahan seenaknya. Karena semua jadi punya tanggung jawab moral mencegah dan menanggulanginya," jelas jenderal polisi bintang tiga itu.
Begitu juga untuk petugas dalam hal ini anggota Polda Kalsel dan jajaran, wajib selalu siap siaga dalam setiap menerima laporan adanya titik api yang masuk di aplikasi Bekantan.
"Jadi semua sama-sama bertanggung jawab, baik masyarakat yang memberikan informasi ataupun petugas. Terobosan inovasi ini sangat bagus dan kami apresiasi," tutur Wakapolri yang didampingi Kabaintelkam Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto dan sejumlah petinggi Polri lainnya.
Keberadaan aplikasi Bekantan menurut Wakapolri juga sejalan dengan harapannya untuk peran aktif seluruh lapisan masyarakat mencegah kebakaran lahan. Karena upaya pencegahan lebih baik dibandingkan memadamkan api yang berkobar.
Baca juga: Kabut asap selimuti Kota Banjarbaru
Kedatangan Wakapolri sendiri dalam rangka asisten dan supervisi tahap II penanggulangan karhutla di Polda Kalsel. Sebelumnya meninjau Bekantan Command Center, orang nomor dua di Polri itu juga melakukan patroli udara menumpangi helikopter mengecek karhutla di sejumlah wilayah di Kalsel, terutama yang mengakibatkan kabut asap di Bandara Syamsudin Noor.
Sementara Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani menyatakan, seluruh upaya telah dilakukan untuk menanggulangi karhutla baik dari sisi pencegahan, pemadaman titik api hingga penegakan hukum.
Baca juga: Pembakar lahan di Kalsel kini jalani proses hukum
"Kami sudah ingatkan masyarakat untuk tidak akan mentolerir setiap pembakar lahan. Sekarang sudah ada empat tersangka dan sejumlah kasus lainnya masih dilidik," bebernya.
Di sisi lain, Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Kalsel AKBP Endang Agustina memaparkan penggunaan aplikasi Bekantan kepada rombongan Wakapolri. Dijelaskannya, kata "Bekantan" merupakan singkatan dari "Berantas kebakaran hutan dan lahan". Penamaan Bekantan merujuk pada primata asli Borneo sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan. Diharapkan, dengan aplikasi bernama Bekantan jadi lebih familiar untuk masyarakat Kalimantan Selatan dan menjadi daya tarik untuk menggunakannya dalam upaya mencegah dan memberantas karhutla secara bersama-sama.
Melalui aplikasi Bekantan, dipastikan seluruh anggota polisi selalu aktif dan siaga melakukan pencegahan karhutla. Karena personel seketika mendapatkan notifikasi jika ada laporan di wilayahnya terjadi karhutla.
Beragam fitur juga bisa dimanfaatkan pengguna Bekantan. Selain memberikan laporan adanya karhutla, masyarakat juga dapat melihat hotspot atau titik panas secara realtime karena Polda Kalsel bekerja sama dengan LAPAN.
"Bekantan" bukti keseriusan Polda Kalsel tanggulangi karhutla
Jumat, 13 September 2019 6:56 WIB