Kehidupan petani di provinsi Kalimantan Selatan hingga kini belum sejahtera karena luasan garapan lahan pertanian atau sawah, yang masih minim, kata Ketua Komisi Ekonomi Keuangan DPRD Kalimantan Selatan, H. Hasmy Fadillah Akbar.
Menurut Hasmy di Banjarbaru, Rabu, berdasarkan data lima tahun terakhir, petani gurem di Kalsel mencapai 35 persen.
Petani gurem adalah petani yang hanya memiliki lahan sawah kurang dari setengah hektar atau 17,5 borong.
Dengan demikian, kata alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) tersebut, banyak petani di Kalsel bersetatus sebagai petani penggarap saja.
Sementara program pemerintah membuka lahan persawahan baru, belum banyak menyentuh kepentingan petani. Apalagi ketersediaan sarana dan prasarana pertanian juga belum maksimal
"Jadi tidak mengherankan, kalau kondisi kehidupan petani Kalsel boleh dikatakan pas-pasan dan masih jauh dari sejahtera," katanya.
Menurut dia, dari 13 kabupaten/kota di Kalsel, petani gurem terbanyak di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), yaitu mencapai 65 persen.
Saat ini sebagian besar petani di kabupaten tersebut menanam padi varietas unggul baru (VUB), yang bisa panen dua kali dalam setahun.
"Panen dua tahun tersebut mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat terutama para peteani gurem," katanya.
Penggunaan VUB oleh petani Bumi Murakata itu sudah dimulai sejak Tahun 1970-an, seperti di Desa Aluan Besar, Kahakan dan Desa Aluan Sumur, Kecamatan Batu Benawa, yang pernah menjadi tempat kegiatan Pekan Nasional/Kotak Tani se Indonesia Tahun 1985.( syam/B)
Petani Belum Sejahtera
Rabu, 2 Februari 2011 8:07 WIB